TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Infeksi TB Paru biasanya terjadi melalui udara, ketika seseorang terpapar bakteri M. tuberculosis yang terdapat dalam droplet dahak atau lendir yang dikeluarkan oleh orang yang sudah terinfeksi TB Paru aktif.
Gejalanya bisa bervariasi, tapi umumnya adalah :
- Batuk berdahak dengan darah,
- Sesak nafas,
- Rasa lemas yang konstan,
- Berkeringat di malam hari meski tidak beraktivitas, dan
- Nafsu makan dan berat badan menurun.
Tentu saja perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien TB Paru. Mereka melakukan pengobatan medis dan juga tindakan alternatif yang meringankan gejala seperti teknik ACBT.
Teknik Active Cycle of Breathing (ACBT) adalah metode latihan pernapasan yang dikembangkan untuk membantu penderita penyakit paru seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memperbaiki kualitas pernapasan dan mengelola gejala mereka.
Tujuan utama ACBT adalah untuk membantu membersihkan lendir yang mungkin menumpuk di dalam paru-paru, meningkatkan kapasitas paru-paru, dan memudahkan pernapasan. Berikut adalah tahap-tahap dan penjelasan rinci mengenai ACBT:
1. Relaksasi (Relaxation)
- Langkah pertama ACBT adalah merilekskan tubuh dan otot-otot pernapasan.
- Penderita duduk atau berbaring dengan nyaman dan santai.
2. Pernapasan Normal (Normal Breathing)
- Ini adalah langkah berikutnya yang bertujuan untuk menjaga pernapasan sehari-hari yang normal.
- Penderita pernapasan dengan tenang dan dalam, tanpa usaha ekstra.
3. Nafas Dalam (Deep Breathing)
- Pada tahap ini, penderita melakukan nafas dalam untuk memperluas paru-paru secara maksimal.
- Tarik napas dalam-dalam melalui hidung hingga paru-paru terasa penuh.
- Tahan napas sebentar dan lalu perlahan-lahan hembuskan melalui mulut.
4. Nafas Lambat (Slow Breathing)
- Pada tahap ini, penderita berfokus pada pernapasan yang lambat dan terkendali.
- Tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan perlahan-lahan hembuskan melalui mulut.
- Ini membantu menghindari pernapasan yang cepat dan dangkal yang dapat memicu gejala.
5. Pernapasan Cepat (Forced Expiration)
- Pada tahap ini, penderita melakukan pernapasan yang lebih cepat dan kuat untuk membantu membersihkan lendir.
- Tarik napas dalam melalui hidung dan kemudian hembuskan dengan kuat melalui mulut.
- Ini membantu menggerakkan lendir dari paru-paru ke saluran udara yang lebih besar sehingga mudah dikeluarkan.
6. Henti Bernafas (Breath Holding)
- Setelah pernapasan cepat, penderita menahan napas sebentar sebelum kembali ke pernapasan normal.
- Ini membantu meningkatkan aliran udara ke saluran udara kecil.
Tahap-tahap ini bisa diulang sesuai kebutuhan. ACBT biasanya dilakukan selama sekitar 10-15 menit, beberapa kali sehari. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dengan penyakit paru mengatur pernapasan mereka, memperkuat otot pernapasan, dan membersihkan lendir yang dapat menghambat aliran udara.
Penting untuk diketahui bahwa ACBT adalah teknik yang sering diajarkan oleh profesional kesehatan, seperti fisioterapis atau perawat, untuk memastikan bahwa dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kondisi medis pasien.