Pencarian

Agenda Kesehatan di Forum G20 Bali, Apa Saja yang Dibahas?

post-title

Pertemuan G20 di Nusa Dua, Bali, berakhir pada Rabu kemarin (16/11/2022). Dihadiri oleh 24 kepala pemerintahan negara berpengaruh, 2 pejabat tinggi serta 5 delegasi organisasi internasional, forum tersebut membahas banyak isu. Mulai dari keamanan, ekonomi hingga lingkungan.

Tak ketinggalan juga isu kesehatan, termasuk penanganan pandemi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam forum tersebut. Forum kesehatan global juga diadakan yang mempertemukan Menteri Kesehatan negara-negara anggota G20.

Berikut ini beberapa agenda menyangkut kesehatan yang berlangsung dalam forum tingkat tinggi tersebut.

1. Antisipasi di Masa Depan dengan Pandemic Fund

Pada hari Minggu lalu (13/11/2022), pertemuan gabungan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyepakati arsitektur kesehatan global sebagai kebutuhan mendesak dalam memastikan sistem kesehatan di tingkat nasional, regional dan global. Ini bertujuan agar dunia lebih siap dalam mengantisipasi pandemi di masa mendatang. Termasuk gangguan stabilitas sosial, ekonomi dan politik.

Pandemic Fund dibentuk pada 8 September 2022, dan sudah ada lebih dari 1,4 miliar USD (Rp21,9 triliun) komitmen finansial telah diumumkan oleh 24 donor negara dan 3 filantropi. Ini disebut sebagai awal yang menjanjikan, dan bantuan masih terbuka lebar untuk semua pihak yang ingin berpartisipasi dalam inisiatif ini.


"Dana pandemi adalah landasan di mana kita akan membangun kembali dan memperkuat arsitektur kesehatan global. Ini merupakan kemajuan besar pertama dari prioritas jalur kesehatan G20 tahun ini," kata Menkes Budi seperti dilansir oleh situs resmi Kemenkes.

Baginya, kerja sama sektor keuangan dan kesehatan penting untuk mempersiapkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi yang mungkin terjadi di masa depan. Pandemi COVID-19 sejak 2020 memberi gambaran besar tentang rapuhnya sistem-sistem dalam negeri.

"Saya sangat percaya apa yang kita lakukan saat ini akan berperan sebagai pilar utama di bidang kesehatan global membantu dunia dan warga dunia menghadapi krisis kesehatan global di masa depan," imbuhnya.

2. Kerja Sama Pengentasan TBC dengan Uni Emirat Arab

Pada Senin (14/11/2022), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) melakukan penandatanganan nota kesepahaman di bidang kesehatan dengan perusahaan dari United Arab Emirates (UAE) yakni Presight.ai dan Burjeel Holding Group. Disaksikan langsung Menkes Budi Gunadi, kesepakatan ini khusus pada pengentasan TBC di Indonesia.


Lantaran menjadi salah satu pilar Layanan Kesehatan Primer, pengentasan TBC ini disebut butuh teknologi yang memadai. Selain itu, pemerintah UAE turut memberikan dana hibah sebesar sebesar 10 juta USD (Rp156 miliar) sebagai bentuk dukungan mereka pada pencegahan tuberkulosis di Indonesia.

3. Pembangunan Pusat Pelatihan Tim Media Darurat di Indonesia

Inisiatif ini disepakati oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (15/11/2022). Salah satu alasan kuat dari inisiatif Multi-Country Training Hub for Health Emergency ini adalah bahaya bencana hidrometeorologi yang memicu cuaca ekstrem serta perubahan iklim, serta berpotensi melahirkan pandemi baru.


"Kerangka pengurangan risiko bencana membutuhkan upaya multi-sektoral dalam mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat. Membangun kerangka Kolaborasi Pentahelix, pemerintah, masyarakat sipil, media, akademisi, dan entitas bisnis dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah dalam mengurangi risiko bencana," papar Menkes Budi.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin bersama Menhan Prabowo Subianto dan Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus di sela agenda pertemuan KTT G20.

Twitter