Pandemik COVID-19 kemarin jadi momentum tenaga kesehatan untuk mempertegas diri sebagai barisan depan perlindungan kesehatan masyarakat, bersama apoteker dan perawat. Masih ingat perjuangan kamu mengenakan APD berjam-jam dan saling menyemangati di piket malam? Dengan grafik kasus aktif yang menurun dan stabil, masyarakat bisa sedikit bernapas lega. Tapi, itu tak jadi alasan untuk bersantai, kan?
Sebagai tenaga kesehatan, perawat pun punya peran krusial dalam mencegah masyarakat terjangkit penyakit. Sama seperti wabah COVID-19, penyakit menular juga jadi momok bagi banyak orang. Virus, bakteri, jamur dan parasit menghantui aktivitas sehari-hari yang menimbulkan kesakitan, kematian dan cacat.
Tidak cuma di Rumah Sakit, Puskesmas atau Posyandu, kamu bisa ikut ambil bagian dalam pencegahan penyakit menular menjangkiti masyarakat. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan.
1. Sosialisasi cara pencegahan
Berikan informasi tentang program pencegahan penyakit yang sedang digencarkan oleh pemerintah. Kamu bisa datang dari rumah ke rumah, dari RT ke RT, dari lingkungan ke lingkungan, atau bahkan secara daring. Ini dilakukan untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan di masyarakat agar peduli terhadap penyakit tertentu yang sedang menjadi fokus.
Contohnya saat pandemik COVID-19 kemarin. Para nakes silih berganti melakukan penyuluhan (sambil menjaga jarak tentu saja) tentang pentingnya mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak saat beraktivitas di keramaian. Hal serupa juga dilakukan saat dalam program lain seperti Keluarga Berencana dan kehamilan.
2. Surveilans kesehatan
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Kamu bisa selalu mengamati perkembangan data dan informasi terkait sebuah penyakit menular, mulai dari peningkatan kasus hingga jumlah korban jiwa. Kamu bisa menentukan langkah secepat mungkin saat menghadapi pasien yang tertular.
3. Pengendalian faktor risiko
Mengetahui faktor-faktor penyebab meningkatnya risiko penyakit membuatmu bisa selangkah lebih maju dalam upaya pencegahan. Perilaku dan gaya hidup tertentu bisa meningkatkan risiko didera penyakit. Contohnya mengonsumsi alkohol dan merokok pada kanker pankreas, sanitasi buruk yang bisa berujung pada diare dan tifus, atau aktivitas seksual tanpa pengaman pada HIV/AIDS.
Namun, semua faktor risiko tersebut bisa dikendalikan dan dicegah. Dalam sosialisasi, selalu tekankan bahwa hal-hal tersebut memiliki imbas buruk pada kesehatan manusia. Semakin berkurang intensitas aktivitas pembawa faktor risiko terebut, atau bahkan berhenti, akan semakin bagus bagi masyarakat.
4. Pemberian imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk membangun imunitas atau kekebalan secara individu dan kelompok. Sedikitnya 70 persen dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan penduduk.
Kamu bisa ikut membangun kekebalan masyarakat dengan cara ikut serta dalam memberi imunisasi. Sebelum pandemik COVID-19, para perawat biasanya menyambangi TK, SD dan SMP untuk memberi suntikan pencegah campak, rubella dan polio. Kini bertambah menjadi vaksin untuk COVID-19.
5. Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)
Kegiatan ini biasanya berjalan bersamaan dengan imunisasi. Obat diberikan untuk menggandakan efikasi vaksin yang disuntikkan. Umumnya ini dilakukan pada masalah kesehatan seperti filariasis dan campak.
Itu tadi langkah-langkah yang bisa dutempuh oleh perawat untuk mencegah masyarakat terjangkit penyakit. Apa kamu pernah melakukan beberapa? Atau justru sudah semuanya?