Pakar kecantikan dan anti-penuaan dari Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia, dr. Cynthia Jayanto, M.Biomed (AAM), menyarankan bahwa orang-orang seharusnya mempertimbangkan perawatan kulit yang mengandung antioksidan seperti vitamin C, glutation, astaxanthin, untuk melindungi kulit dari dampak negatif polusi udara.
Seperti dilansir oleh kantor berita ANTARA pada Jumat (1/9/2023), dampak polusi pada kulit adalah kemungkinan teroksidasinya kulit akibat radikal bebas yang terdapat dalam polusi udara. Radikal bebas yang terbentuk ini dapat memengaruhi kualitas kulit, menyebabkannya terlihat tidak sehat, kusam, kering, bersisik, keriput, dan meningkatkan risiko penuaan kulit.
Selain perawatan kulit, dr. Cynthia juga menyarankan penggunaan suplemen kulit yang mengandung bahan-bahan seperti maqui berry, acai berry, delima, tomat, noni, dan bahan super lainnya. Suplemen ini dapat membantu melawan radikal bebas dari dalam tubuh yang mungkin telah menyerap polusi udara.
Mencuci wajah dan mengenakan masker sebelum tidur juga dapat membantu melindungi kulit dari dampak buruk polusi udara, karena paparan polusi tidak hanya terjadi di luar tubuh.
Terakhir, dr. Cynthia menyarankan kunjungan ke klinik kecantikan sejak dini untuk mengurangi dampak paparan polusi pada kulit. Pencegahan yang dimulai sedini mungkin, baik dalam perawatan internal maupun eksternal, adalah kunci.
Para ahli kesehatan kulit juga menyoroti dampak polusi udara yang mencakup dehidrasi, gangguan mikrobioma kulit, kerusakan lapisan pelindung kulit, penuaan dini, dan risiko kanker kulit. Polusi seringkali memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti jerawat, dermatitis, eksim, dan psoriasis.
Dampak Polusi Udara kepada Kulit Manusia
Tak cuma mengancam saluran pernapasan, polusi udara juga memiliki dampak serius pada kulit manusia. Beberapa dampak buruknya antara lain :
1. Penuaan Kulit
Paparan berkepanjangan terhadap polusi udara, terutama polusi udara berbahaya seperti partikulat halus (PM2,5) dan senyawa organik volatil (VOC), dapat menyebabkan penuaan dini. Ini termasuk peningkatan kerutan, garis halus, dan kehilangan elastisitas kulit.
2. Kulit Kusam
Partikel polusi dan senyawa kimia dalam udara dapat menyebabkan kulit terlihat kusam dan kurang bersinar. Ini disebabkan oleh penumpukan debu dan polusi di permukaan kulit.
3. Iritasi Kulit
Polusi udara dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada individu dengan kulit sensitif. Ini bisa berarti gatal-gatal, kemerahan, atau bahkan ruam kulit.
4. Jerawat dan Masalah Kulit Lainnya
Beberapa studi telah menemukan hubungan antara paparan polusi udara dengan peningkatan jerawat dan masalah kulit lainnya. Partikel polusi dapat menyumbat pori-pori kulit, yang dapat mengakibatkan jerawat dan peradangan.
5. Hiperpigmentasi
Polusi udara juga dapat memicu hiperpigmentasi, yaitu peningkatan produksi melanin yang menghasilkan bercak hitam atau kemerahan pada kulit.
6. Gangguan Mikrobioma Kulit
Polusi udara dapat mengganggu mikrobioma kulit, yaitu ekosistem bakteri sehat yang hidup di kulit kita. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah kulit seperti eksim dan dermatitis.
7. Kanker Kulit
Beberapa senyawa kimia berbahaya dalam polusi udara, seperti polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
8. Peradangan Kulit Kronis
Polusi udara juga dapat memicu peradangan kronis pada kulit, yang dapat memperburuk kondisi seperti rosacea dan psoriasis.
9. Penyakit Kulit Lainnya
Paparan polusi udara dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada, termasuk dermatitis atopik, vitiligo, dan seborrheic dermatitis.
Untuk melindungi kulit dari dampak polusi udara, penting untuk menjaga rutinitas perawatan kulit yang baik, termasuk membersihkan wajah secara teratur, menggunakan tabir surya, dan memilih produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan dan bahan pelindung kulit. Selain itu, menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dengan pola makan seimbang dan hidrasi yang cukup juga dapat membantu melawan dampak negatif polusi pada kulit.