Sebagai perawat, kita sudah paham betapa pentingnya menilai dan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Tapi, ternyata ada beberapa teknik pemeriksaan fisik lanjutan yang mungkin luput diajarkan di pendidikan keperawatan.
Padahal, ini bisa menjadi kunci dalam membantu sejawat mengenali kondisi serius pada pasien dan berkontribusi pada hasil perawatan yang lebih baik.
1. Pemeriksaan Otot Ekstraokular
Pemeriksaan otot ekstraokular melibatkan penilaian gerakan mata dan koordinasi antara mata dalam mengikuti pergerakan yang berbeda. Ini penting dalam mengevaluasi gangguan neurologis atau kelainan pada saraf kranial yang mengendalikan otot-otot mata.
Pemeriksa biasanya meminta pasien untuk mengikuti gerakan jarum jam dan arah berlawanan, serta mengarah ke atas dan bawah. Ketidakmampuan mata untuk bergerak sesuai dengan perintah dapat mengindikasikan adanya gangguan.
2. Distensi Vena Jugularis (JVD)
Pemeriksaan distensi vena jugularis digunakan untuk menilai tekanan vena sentral dan kinerja jantung. Pemeriksa akan meminta pasien untuk berbaring miring dengan kepala diangkat sekitar 30-45 derajat. Kemudian, vena jugularis di leher dilihat dan dinilai untuk melihat apakah terjadi pembengkakan atau distensi.
Jika vena jugularis tetap terangkat dan tidak turun saat pasien berbaring datar, ini dapat mengindikasikan peningkatan tekanan vena sentral, yang dapat terjadi dalam beberapa kondisi medis seperti gagal jantung.
3. Murphy's Sign
Murphy's sign adalah manuver pemeriksaan pada area hepatobiliari yang digunakan untuk menilai adanya peradangan pada kantung empedu. Pemeriksa akan menempatkan tangan di bawah tulang rusuk kanan atas pasien dan meminta pasien untuk bernafas dalam-dalam.
Jika pasien merasakan nyeri yang tajam dan berhenti bernafas saat tulang rusuk kanan atas ditekan, ini dapat mengindikasikan kolesistitis (peradangan pada kantung empedu).
4. Pemeriksaan Costovertebral Angle (CVA)
Pemeriksaan CVA melibatkan penilaian rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada daerah antara tulang rusuk bawah dan tulang belakang (area pinggang). Pemeriksa biasanya akan memukul atau menekan perlahan pada daerah ini dengan tangan terbuka. Jika pasien merasa nyeri atau ketidaknyamanan yang tajam, ini bisa menunjukkan adanya infeksi atau masalah pada ginjal, seperti pielonefritis.
5. Titik McBurney
Titik McBurney adalah lokasi pada perut yang digunakan untuk menilai kemungkinan apendisitis. Lokasi ini terletak pada pertengahan garis antara pusar dan tulang pinggul kanan atas. Pemeriksa akan menekan atau meraba daerah ini untuk melihat apakah pasien merasa nyeri atau ketidaknyamanan yang lebih besar. Jika ada rasa sakit atau nyeri yang khas di titik ini, dapat mengindikasikan adanya apendisitis.
Semua pemeriksaan ini dilakukan oleh profesional kesehatan yang terlatih dan berpengalaman, dan hasilnya perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan dan tes lebih lanjut bila diperlukan.