Pencarian

[HER TALK] Cerita Nahla Jovial Nisa, Lulusan Keperawatan yang Berkarier di Luar Dunia Kesehatan

post-title

Perawat sudah banyak yang berkecimpung di sektor kesehatan, kan? Nah, ternyata perawat juga bisa berkarier sangat jauh dari Rumah Sakit atau fasyankes. Tapi, tetap mengabdi ke masyarakat juga, kok.

Kak Nahla Jovial Nisa adalah lulusan Keperawatan Universitas Indonesia (UI) 2013 yang saat ini menjadi Program Manager (Sec. Director Executive) di lembaga independen Lentera AnAK Indonesia.

Kak Nahla juga baru saja menyelesaikan pendidikan di Program Magister International Social Studies Erasmus University of Rotterdam, Belanda.

Selain itu, ia turut aktif di organisasi nirlaba Pelita Khatulistiwa yang memiliki program Patungan Listrik. Program tersebut adalah penggalangan dana untuk membangun infrastruktur listrik tenaga surya di puskesmas daerah-daerah terpencil, dan berjalan sejak tahun 2016.


SfH : Halo, Kak Nahla. MinHer penasaran dengan Patungan Listrik. Seperti apa perkembangannya sejauh ini? Dan apa harapannya ke depan, kak?

Alhamdulillah sekarang masih terus berjalan. Kita sekarang lagi ada proyek di daerah timur Indonesia. Kita masih bekerja sama dengan salah satu BUMN untuk memberikan donor untuk implementasinya. Insyaallah setahun ini ada lagi tambahan, biasanya dua unit.

(Instagram.com/patunganlistrik)

Ke depannya, semoga terus berlanjutnya. Kita sih sebenarnya berharap bisa dieskalasi, artinya tidak cuma di fasilitas kesehatan, tapi juga sekolah-sekolah dan fasilitas umum lainnya. Karena seperti yang kita tahu, listrik sekarang sudah menjadi kebutuhan dasar.

SfH : Apa saja tantangan yang dihadapi Patungan Listrik, kak? Dan bagaimana respons dari masyarakat yang sudah mendapat listrik?

Tantangan yang paling sering dihadapi adalah terbatasnya dana dan puskesmas yang membutuhkan, sehingga kami harus melakukan prioritas. Jadi masih ada 9 persen puskesmas yang tidak memiliki listrik atau sekitar 900 puskesmas yang tidak memiliki listrik, sedangkan dana yang kami bisa kelola hanya maksimal 2 puskesmas setiap tahun.

Mereka sangat senang sekali dan jadi lebih bersemangat untuk berobat di puskesmas. Meningkat juga kepercayaan masyarakat di daerah tersebut terhadap puskesmas.

SfH : Boleh ceritain secara singkat saat jadi perwakilan Indonesia di John Hopkins Global Leader for Tobacco Control Training? Dan hal apa yang paling berkesan saat itu, kak?

Sebenarnya ini adalah training yang diberikan John Hopkins untuk Indonesia. Saya di Lentera AnAK Indonesia sebagai program manager, dan salah satu isu yang kita bawa adalah pengendalian tembakau dan fokus pada anak. Jadi karena itu saya terpikir untuk mengikuti training ini.

Banyak sih yang berkesan. Terutama berbagi best practice di berbagai negara lain, dan ada ide-ide baru yang kita pikir bisa diimplementasikan di Indonesia. Kenal teman-teman baru dari berbagai negara, dan kita bisa sharing.

(Instagram.com/nahlajovial)

SfH : MinHer menganggap prestasi kak Nahla luar biasa banget. Mulai dari lulusan terbaik tiga besar Fakultas Ilmu Keperawatan UI, inisiator gerakan sosial sampai program master di Erasmus University of Rotterdam. Boleh sharing tentang perjalanan atau tips belajar/berkarier untuk Teman Sejawat yang sedang mengejar mimpinya?

Sebenarnya tidak semuanya indah, ya. (tertawa) Sebenarnya keperawatan itu pilhan kedua, ya. saya sebenarnya ngincar jurusan yang lain. Tapi ternyata tidak lulus di jurusan yang saya inginkan, jadi saya ikhlas menjalaninya. Dan saya ternyata menikmati prosesnya, apalagi dosen-dosennya juga luar biasa, sangat menginspirasi.

Saya juga akhirnya menemukan ketertarikan pada komunitas, tepatnya Keperawatan Komunitas. Saya pun sadar kalau ternyata passion saya bukan menjadi perawat di Rumah Sakit, tapi lebih terjun langsung ke masyarakat. Jadi selama di keperawatan, juga sambil mengisi dan memberi semangat, juga ikut terlibat dan terjun ke organisasi dan komunitas.

Jika boleh memberi sedikit saran, lakukan apa yang teman-teman suka selain belajar. Dan ini tidak kita dapatkan di bangku kuliah. Misalnya membuka usaha, membuka jaringan, suka berorganisasi, apapun. Karena bisa jadi peluang-peluang muncul dari kegiatan yang kita suka. Seperti saya, banyak kegiatan dan peluang yang saya dapat karena suka berorganisasi.

(Instagram.com/nahlajovial)

Soal mengejar mimpi, ada quote yang bagus dari ayah saya. "Mungkin kita menuju tujuan di titik B, tapi kita bisa jadi belok-belok dulu. Gak apa-apa, gak masalah. Selama kita jalani dengan baik dan ikhlas, memegang mimpi kita dan konsisten secara perlahan-lahan, insyaallah itu akan tercapai. Tapi jangan lupa juga tetap berdoa kalau misalnya Allah memberi jalan yang lain, mungkin itu yang terbaik. Yang penting kita happy, bahagia menjalaninya."

Banyak banget peluang-peluang yang sebenarnya kita sebagai perawat justru belum sadari. Dan harusnya kita tahu dari dulu. Contohnya saat saya kuliah S2 di Belanda, banyak teman-teman amaze dengan latar belakang saya sebagai perawat. Mereka menyarankan agar bekerja di sini karena peluangnya banyak dan sangat dibutuhkan.

Nah, ini kan tidak kita dapatkan di bangku kuliah. Jadi kalau kita berdiskusi, membuka jaringan, barangkali kita punya ide, kan? Itu yang menurut saya harus kita gali.

SfH : Kak Nahla sudah berkarier lebih dari 5 tahun di Lentera AnAK Indonesia. Apa aja sih yang dilakukan dan yang paling berkesan selama bekerja di sana, kak?

Yang paling menarik adalah bekerja dengan komunitas dan advokasi atau kebijakan. Dari dulu saya memang suka banget soal regulasi. Jadi pekerjaan saya menyangkut advokasi bagaimana menyusun kebijakan yang ramah anak, perlindungan anak terhadap bahaya rokok, dan lain-lain.

(Instagram.com/nahlajovial)

Dan juga training, ya. Kayak ngasih informasi, sharing dengan teman-teman, dari dinas terkait, dan lain-lain. Pokoknya berkesan, deh.

SfH : Berbicara dalam kapasitas sebagai Program Manager Lentera AnAK Indonesia, apa saja isu anak yang selalu mencuat? Dan seperti apa peran pemerintah dalam penegakan kebijakan yang ramah anak?

Isunya mengenai perilaku berisiko dan minimnya informasi dan peningkatan kesadaran pencegahan perilaku berisiko kepada anak dan kaum muda. Misalnya isu rokok, makanan sehat, dan kesehatan reproduksi.

Pemerintah sekarang sedang gencar memberikan pemahaman pengarusutamaan tentang anak. Namun memang ini perlu dukungan dari dan untuk semua pihak.

SfH : Siapa yang paling berperan dalam perjalanan karier Kak Nahla?

Banyak banget. Menurut saya setiap step dalam bekerja, atasan benar-benar sangat mendukung untuk perkembangan karier. Di mana pun saya rasa adalah tempat belajar. Jadi banyak sekali yang sangat berperan, terutama sekarang atasan saya di Lentera AnAK Indonesia. Dan tentunya orang tua yang mendoakan.

SfH : Dengan aktivitas dan peran yang dipegang saat ini, bagaimana Kak Nahla membagi waktu dengan keluarga?

Jangan dibagi. Kerjakan dan laksanakan semuanya dengan sepenuh hati. Kalau di rumah, sepenuh hati. Begitu juga saat bekerja di luar, mengerjakan apa yang jadi tanggung jawab. Kuncinya adalah tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan pada kita.

(Instagram.com/nahlajovial)

Karena Allah tidak salah memilih kita sebagai perempuan, sebagai orang tua ataupun menjadi wanita karier.

Jangan sungkan untuk meminta bantuan dan kerja sama, baik itu dengan pasangan ataupun keluarga kita. Karena kesetaraan itu tidak hanya dimulai dari berbagi peran, tapi juga dimulai dari komunikasi untuk sama-sama saling memahami bahwa semua orang dalam keluarga punya hak untuk berkembang dan bertumbuh.

SfH : Terakhir, Kak Nahla punya pesan untuk Teman Sejawat yang sedang menempuh pendidikan atau mengejar karier?

Untuk yang sedang kuliah, selesaikan apa yang sudah dimulai. Karena belajar itu menyenangkan, tapi yang paling menyenangkan adalah saat kita sudah menyelesaikan tanggung jawab untuk menempuh pendidikan.

Untuk yang mengejar karier, lakukan apa yang kalian cintai. Kalaupun ternyata tidak dicintai, lakukan dengan sepenuh hati. Karena pasti akan ada manfaat dan dampaknya untuk teman-teman semua. Semangat!


Nah, sekali lagi, MinHer mau ngulangin kata-kata dari ayah Kak Nahla. Untuk menuju sebuah titik, kamu akan lebih dulu melalui perjalanan berkelok-kelok, tapi tujuannya tetap ada di sana, gak bakalan pindah-pindah.

Twitter