Pencarian

[HER TALK] Manajemen Waktu Sebagai Dosen, Nursepreneur dan Ibu ala Reisy Tane

post-title

Jadi pengajar, pengusaha dan ibu sekaligus? Kenapa tidak? Reisy Tane, dosen Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua, jadi salah satu yang menjalaninya dengan penuh komitmen. Perempuan kelahiran Payakumbuh ini membagi ceritanya kepada MinHer tentang hal-hal tentang aktivitasnya.

Mulai dari awal mewujudkan mimpi membantu para ibu, merintis usaha, pandangannya tentang pendidikan spesialisasi Perawatan Anak hingga tips manajemen waktu. Yuk simak!


SfH : Halo, kak. MinHer langsung nanya aja, ya. Kalau boleh tahu, apa saja kegiatannya sekarang?

Saat ini saya sedang aktif sebagai dosen ilmu keperawatan anak, entrepreneur katering MPASI, narasumber di beberapa platform parenting online, serta menjadi Ketua Perawat Nusantara.

SfH : Menjabat sebagai Ketua Perawat Indonesia sejak kapan? Peran atau tugasnya apa saja kak?

Perawat Nusantara itu kayak Event Organizer (EO), gitu. Nah, saya ditunjuk direktur oleh owner. Tugas memimpin dan mengagendakan webinar-webinar bertema keperawatan.

SfH : Bicara soal profesi, tantangan spesialisasi anak yang Kak Reisy rasakan?

Sejauh ini tidak ada tantangan, karena menjadi seorang perawat spesialis anak dapat memberikan bantuan kepada orang tua dalam melakukan perawatan pada anak. Banyak orang tua yang memerlukan informasi yang tepat tentang perawatan anak di masa sekarang ini.

(Instagram.com/reisytanee)

SfH : Kak, bisa diceritain gak awal mula merintis usaha dan jadi influencer sampai saat ini? Dari mendirikan @mpasimedan, @edukasiibu juga katering MPASI?

Bergerak dari tahun 2019 setelah menamatkan spesialis, saya mengabdikan diri sesuai dengan janji saya ketika menerima beasiswa S2. 

Akun @edukasiibu adalah awal dari semuanya. @edukasiibu merupakan platform online yang saya bentuk untuk memberikan edukasi kepada orang tua tentang perawatan anak. Supaya orang tua tidak salah langkah karena menerima informasi perawatan anak yang kurang tepat.

Untuk Catering MPASI didirikan pada tahun 2020. Hal ini diawali karena saya aktif menjadi seorang narasumber parenting dengan tema basic MPASI. Kelas MPASI tersebut berjalan sampai 44 batch sampai saat ini.

Banyak sekali curhatan bunda-bunda yang membuat hati saya tergerak. Banyak bunda yang bercerita anak sulit makan, apalagi ibu-ibu yang bekerja tidak memiliki banyak waktu untuk memasak MPASI anaknya.

Hal inilah yang menjadi alasan saya untuk mendirikan dan mengembangkan usaha MPASI tersebut. Supaya bunda-bunda merasa terbantu memberikan nutrisi yang tepat bagi anaknya.

(Instagram.com/reisytanee)

SfH : Bisa cerita lebih lanjut tentang motivasi membuat akun @edukasiibu? Dan seperti apa reaksi followers?

Beranjak dari essay ketika mendaftar LPDP. Di sana saya jelaskan bahwa saya siap mengabdi dengan ilmu yang saya miliki setelah menamatkan perkuliahan. Sehingga setelah tamat saya merasa terpanggil untuk membentuk @edukasiibu yang bisa menjadi salah satu alat untuk menyalurkan informasi-informasi tentang keperawatan anak.

SfH : Apa suka duka dari perjalanan usaha kakak merintis @edukasiibu?

Susahnya mencari tim yang komitmen dan konsisten dalam mengembangkan @edukasiibu. Semoga saya bisa segera menemukan tim sehingga @edukasiibu dapat berjalan kembali.

SfH : Bagaimana respons orang-orang yang berlangganan ke katering Kak Reisy?

Para bunda banyak yang merasa terbantu. Dan MPASI yang dijual juga sesuai dengan standar sehingga membantu mengatasi masalah nutrisi pada anak. Senang rasanya bisa membantu.

SfH : Kembali ke masa kuliah, apa yang melatar belakangi keputusan Kak Reisy mengambil program LPDP?

Karena saya ingin mewujudkan mimpi yang sudah saya sebutkan tadi. Dan caranya dengan mengambil program LPDP agar bisa berkuliah secara gratis.

SfH : Apa Kak Reisy punya tips untuk mahasiswa yang mau ambil spesialisais Keperawatan Anak?

Kenali dulu passion-nya mau ke mana. Jika emang memiliki passion di bidang keperawatan anak, maka mulai tetapkan tujuan untuk jenjang pendidikan. Jangan lupa tetapkan target dan bentuk strategi.

Nah, yang terpenting adalah persiapan diri untuk ikut seleksi. Selain itu pertimbangkan juga biayanya. Kalau bisa, kejar juga beasiswa S2.

(Instagram.com/reisytanee)

SfH : Berbicara dari kacamata dosen, bagaimana perkembangan spesialisasi keperawatan anak di Indonesia?

Sudah berkembang dengan pesat untuk keilmuannya. Tapi, di lapangan, ternyata masih banyak yang belum mengenal spesialisasi Keperawatan Anak.

SfH : Pertanyaan terakhir nih, kak. Bagaimana cara membagi waktu antara karier dan peran sebagai ibu?

Pertanyaan ini paling sering ditanyakan oleh orang-orang kepada saya, karena banyak sekali pekerjaan yang harus saya laksanakan dalam satu waktu. Dan jawabannya adalah time management dan komitmen.

Ketika komitmen dengan manajemen waktu, maka semua akan terlaksana dengan baik. Dari semua hal yang saya kerjakan, bermain bersama anak adalah hal yang menjadi prioritas saya. Karena masa kecil anak tidak akan terulang lagi. Sebisa mungkin saya menciptakan momen kebersamaan yang indah bersama dengan anak dan keluarga.


Jadi, ingat kata kuncinya dari Ners Reisy: passion. Karena pekerjaan sesuai minat akan terasa menyenangkan!

Oh iya, Kak Reisy juga menjadi relawan sejumlah gerakan sosial di Sumatera Utara sejak tahun 2013. Selain itu, sejumlah penelitiannya sudah dipublikasikan oleh jurnal-jurnal internasional. Mulai dari La Pediatria Medica E ChirurgicaPediatric ReportThe Journal of Nursing ResearchNurseLine Journal dan masih banyak lagi. Keren!

Untuk tips biar artikel penelitian kita tembus jurnal internasional, kita simpan di konten selanjutnya, ya. Stay tune!

Twitter