Seiring melonjaknya angka kasus COVID-19 di China sepanjang Desember, permintaan masyarakat terhadap obat demam dan pereda nyeri melonjak drastis. Kantor berita Reuters pada Jumat (23/12/2022) melaporkan bahwa obat tersebut menjadi langka akibat panic buying di sejumlah kota besar seperti Beijing dan Shenzhen.
Tak sampai di situ, panic buying juga terjadi di dua wilayah tetangga China yakni Taiwan dan Hong Kong. Warga setempat dilaporkan memborong beberapa merk obat tertentu seperti Panadol dan parasetamol. Ini lantaran mereka membelinya untuk dikirimkan ke sanak keluarga dan kerabat di Cina Daratan yang sudah mengeluhkan kelangkaan obat tersebut selama beberapa pekan terakhir.
Beberapa pengusaha farmasi pun memberi secara borongan obat-obat tersebut. Situs berita South China Morning Post pada Kamis (22/12/2022) menyebut seorang pemilik obat mengaku memesan obat merk Panadol hingga 100 boks. Dalam satu boks berisi sepuluh strip obat. Dalam dalam, satu strip, biasanya berisi 10 tablet. Tapi, ia hanya bisa mendapat 10 boks dalam pesanan selanjutnya kepada distributor.
Pengusaha farmasi yang tak ingin namanya disebutkan itu menyebut obat tersebut bisa ludes dalam waktu singkat.
Melihat fenomena panic buying ini, pemerintah Taiwan turun tangan. Dalam sesi sidang komite legislatif pada hari Kamis (22/12/2022), Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Hsueh Jui-yuan mengatakan pada seluruh anggota parlemen bahwa pihaknya sudah menginstruksikan secara khusus kepada seluruh apotek untuk menyarankan pelanggan tidak memberi obat-obatan yang selama ini dicari.
Kantor berita Focus Taiwan pun melansir bahwa otoritas kesehatan Taiwan sedang membahas apakah perlu diterbitkan peraturan konkret yang membatasi penjualannya serta meningkatkan pengawasan secara ketat.
Peraturan farmasi di Taiwan sendiri menyebut bahwa hanya pemasok obat berizin saja yang bisa mengirim obat dalam jumlah besar. Maka, jika ada warga yang ketahuan mengirim paket obat ke China, pihak bea cukai akan menjatuhkan hukuman denda.
Taiwan sebenarnya pernah mengalami kelangkaan parasetamol sejak Mei tahun ini, saat kasus COVID-19 melonjak. Warga setempat mengaku khawatir lantaran Taiwan sudah tak lagi membatasi akses masuk untuk turis sejak Oktober lalu. Apalagi lonjakan kasus di China juga terjadi selepas pelonggaran pembatasan.
"Kami kehabisan stok untuk Panadol dengan cukup cepat dan kami tidak berharap untuk mengisi kembali dalam waktu dekat sampai mungkin setelah tahun baru Imlek, yang jatuh pada akhir Januari tahun depan," kata seorang karyawan di apotek di distrik Da'an di pusat kota. Taipei, kepada The Guardian.
Staf medis memindahkan seorang pasien ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Shanghai saat wabah Covid-19 berlanjut
Kementerian Kesehatan China saat ini sedang berusaha keras memastikan pasokan obat yang stabil setelah mengakhiri kebijakan nasional Zero COVID. Pihak berwenang telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mengalokasikan sumber daya medis dengan benar, termasuk meminta produksi pasokan medis.