Pencarian

Infeksi Amuba Pemakan Otak Kembali Memakan Korban di Amerika Serikat

post-title

Amuba pemakan otak yakni Naegleria fowleri kembali menimbulkan korban jiwa. Kali ini adalah seorang anak berusia 2 tahun dari negara bagian Nevada, Amerika Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) serta Pusat Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Nevada mengumumkannya melalui pernyataan tertulis pada hari Kamis pekan lalu (20/7/2023).

Bocah tersebut bernama Woodrow Turner Bundy, berasal dari dari Lincoln County, di utara daerah Las Vegas tersebut. Diduga ia terpapar mikroorganisme terebut setelah mengunjungi Ash Springs, salah satu obyek wisata dan sumber air panas alami yang berada di wilayah tersebut.

Woodrow sendiri mengembuskan napas terakhir pada hari Rabu (19/7/2023) setelah berjuang melawan infeksi ini selama sepekan penuh.

Naegleria fowleri, yang merupakan bentuk amuba mikroskopis bersel tunggal, umumnya hidup di lingkungan alami seperti tanah dan air tawar hangat. Seperti danau, sungai, dan mata air.

Mikroorganisme ini dapat menginfeksi manusia melalui hidung dan masuk ke otak, yang mengakibatkan suatu kondisi yang dikenal sebagai meningoensefalitis amebik primer (PAM) yang sangat langka dan hampir selalu berakibat fatal.

Data CDC sendiri menyebutkan bahwa dari 157 orang yang terinfeksi Naegleria fowleri sejak tahun 1962 di Amerika Serikat, cuma empat orang yang berhasil bertahan hidup. Meski begitu, infeksi amoeba ini tidak bisa menyebar dari satu individu ke individu lainnya.

Sebelumnya pada bulan Februari lalu, seorang pria di Florida juga meninggal akibat amuba tersebut. Ia terinfeksi setelah membilas sinusnya menggunakan air ledeng, sesuai dengan keterangan dari pejabat kesehatan setempat.

Selain itu, dalam kurun waktu setahun terakhir, terdapat tiga kasus yang terkonfirmasi terjadi di negara bagian Iowa, Nebraska, dan Arizona setelah terpapar air tawar. Data dari CDC menunjukkan bahwa tiga kasus juga dilaporkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu 2019, 2020, dan 2021.

Gejala infeksinya meliputi sakit kepala parah, demam, mual, muntah, serta kaku pada leher. Gejala-gejala tersebut mungkin muncul dalam rentang waktu 1 hingga 12 hari setelah terpapar. Penyakit ini dapat berkembang dengan sangat cepat setelah gejala awal muncul, dan dalam sebagian besar kasus pasien akan meninggal dalam waktu kurang dari 18 hari.

Twitter