Pandemik COVID-19 dan potensi bencana yang selalu ada membuat pemerintah harus memperkuat ketahanan sistem kesehatan Inasional dengan mencanangkan Tenaga Kesehatan Cadangan.
Kesepakatan pun sudah terjalin lewat penandatangan Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan dengan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (21/12/2022) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Hadir langsung dalam acara tersebut yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Sekretaris Jenderal Kunta Wibawa Dasa Nugraha. Sedangkan Kepala BNPB Suharyanto serta Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengikuti acara tersebut secara daring.
Menurut Menkes Budi, pencanangan tenaga kesehatan cadangan disebut sebagai salah satu bentuk akselerasi upaya ketahanan sistem kesehatan. Dan ini dicapai dengan melengkapi ketersediaan tenaga kesehatan yang distribusinya masih belum merata. Ia pun meminta program ini digarap secara matang dan serius.
"Selamat, ini merupakan awal, saya ingin semuanya disiapkan secara matang, mulai dari registrasi, pelatihan sampai penerjunan ketika terjadi bencana," kata Menkes seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes.
Tenaga kesehatan cadangan ini berasal dari sektor non-kesehatan, termasuk masyarakat. Partisipasinya sendiri bisa secara langsung atau lewat institusi/organisasi yang bisa diminta bekerja sewaktu-waktu jika terjadi krisis.
Alhasil, ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan bebagai pihak untuk menyiapkan program ini. Sinergi dengan BNPB, BMKG dan stakeholder terkait bisa memperkuat kesiapsiagaan Indonesia saat menghadapi krisis kesehatan atau bencana alam.
"Saya semangat sekali, melihat implementasi dari salah satu program utama dari transformasi kesehatan yakni transformasi tenaga kesehatan cadangan, harapannya kerja sama ini menjadi sarana latihan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis kesehatan maupun kebencanaan," ungkap Menkes.
Kepala BNPB, Suharyanto, menyampaikan strategi penguatan ketahanan sistem kesehatan melalui tenaga cadangan kesehatan adalah langkah yang baik dan patut didukung. Ini lantaran Indonesia adalah negara dengan tingkat kerawanan bencana yang sangat tinggi.
Seperti contohnya, pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur, peran tenaga kesehatan serta relawan memegang peranan yang krusial dalam memberi bantuan kegawatdaruratan maupun kemanusiaan kepada para korban.
Untuk itu, pencanangan tenaga kesehatan cadangan ini diharapkan bisa terus diperluas dan ditingkatkan untuk membantu memperkuat respon terhadap bencana.
"Selama ini, dalam penanganan bencana kami ada relawan, namun tentunya dengan adanya tenaga kesehatan cadangan ini, maka tanggap darurat akan lebih baik lagi," ungkap Suharyanto.
Senada dengan Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita mengapresiasi program tersebut. Ia berharap upaya pencegahan maupun kapasitas respons pemerintah terhadap bencana kesehatan maupun alam semakin optimal.
"Terima kasih untuk kepercayaan Kemenkes yang telah melibatkan BMKG sebagai salah satu elemen pendukung dalam penguatan tenaga kesehatan cadangan," katanya.
"Semoga melalui upaya ini sinergi dan efektivitas kinerja untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya korban jiwa dapat terwujud dengan sukses," sambung Dwikorita.