Salah satu program yang kini jadi perimadona Nusantara Sehat (NS) adalah upaya pemerintah melakukan pemerataan distribusi tenaga kesehatan. Sejak berjalan pada tahun 2015, program tersebut sudah mengirim lebih dari 7.000 perawat ke daerah-daerah terpencil dan terpelosok untuk mengabdi.
Nah, angka 7.000 jelas sudah menggambarkan bagaimana antusiasme para perawat muda untuk ikut ambil bagian dalam program tersebut. Ini jelas berbanding terbalik dengan tahun-tahun awalnya di mana peminatnya masih sangat kurang. Justru program Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang kebanjiran pendaftar.
Kami bertanya pada dua mantan peserta Nusantara Sehat batch 2015 dan 2018 (mereka minta namanya disamarkan) yang ikut program ini untuk mengetahui seperti apa pendapat mereka atas program ini. Mereka menekankan pada sisi positif dan negatifnya.
Sisi Positif :
1. Dapat Banyak Kenalan Baru
Setelah menyelesaikan seleksi ketat, kamu akan disatukan dengan Teman Sejawat dari beragam latar belakang. Mulai dari profesi hingga tempat asal. Entah itu peserta dari Bengkulu, Kefamenanu, Kolaka hingga Pasuruan. Dan entah mereka adalah dokter umum, dokter gigi, perawat, petugas farmasi, nutrisionis, kesehatan masyarakat hingga bidan. Tugas membuat semuanya menyatu demi satu tujuan. Tidak ada sekat, semua bekerja sama.
2. Dapat SKP dan Poin 20% di Pendaftaran CPNS
Ini diberikan dalam bentuk sertifikat penghargaan dan berlaku pada 9 profesi. Standar jumlah SKP disesuaikan dengan aturan internal tiap-tiap profesi, termasuk perawat. Selain itu, ada poin 20% sebagai "hadiah" bagi alumni NS yang ingin mengikuti pendaftaran CPNS. Tapi, aturan reward 20% tersebut bisa saja berbeda di masing-masing daerah, dan baru mutlak berlaku penuh jika Teman Sejawat mendaftar di Kementerian Kesehatan.
3. Bisa Jalan-Jalan
Kalau kamu hobi traveling, Nusantara Sehat membuka jalan menuju lokasi terpencil dengan pesona dan eksotisme yang tidak kalah dengan destinasi liburan lainnya. Atau, kalau beruntung, kamu bisa mendapat tempat tugas yang tak jauh dari tujuan wisata ternama, Kapan lagi bisa menetap berlama-lama di Raja Ampat atau pesisir Pulau Lombok yang indahnya luar biasa? Jadi punya bahan untuk postingan di media sosial, kan?
4. Gaji Lebih Tinggi
Besaran gaji untuk tenaga kesehatan (team based) sebesar Rp4,4 juta per bulan, belum menghitung gaji dan anggaran lain yang diterima selama ikut. Selain itu, peserta Nusantara Sehat memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan CPNS, seperti THR hingga gaji ke-13. Bahkan ada juga uang program yang dikucurkan langsung oleh Kemenkes senilai kurang lebih Rp250 juta per tahun untuk proyek masing-masing tim. Ada juga jasa pelayanan seperti JKN atau JKD, dan bahkan insentif daerah.
Sisi Negatif :
1. Harus Jauh dari Keluarga
Salah satu alasan yang selalu dipikirkan oleh calon peserta adalah tempat penugasan yang sudah pasti sangat jauh dari domisili asal. Peserta NS harus menanggung rasa rindu ke keluarga, teman hingga pasangan. Seluruh calon peserta sudah diwanti-wanti bahwa mereka harus bertugas di tempat terpencil, sehingga harus siap mental ketika mendadak jauh dari orang-orang tercinta.
2. Karier Masih Belum Pasti
Setelah dua tahun mengabdi, status mantan peserta kembali non-job. Belum ada kesepakatan apakah alumnus NS akan mendapat keistimewaan seperti otomatis menjadi PNS atau lainnya. Satu-satunya hadiah adalah reward 20% poin saat mendaftar CPNS, tapi ini tak berlaku di semua daerah. Sifat NS sendiri memang sementara, dan bisa saja dihentikan jika ada pergantian pemerintahan. Tapi, berkat efektivitasnya dan sumbangsihnya pada pemerataan kesehatan di daerah, setiap usul penghentian jelas akan dipertimbangkan dengan masak-masak.
3. Terkejut dengan Kondisi Daerah Tugas
Bicara daerah terpencil, sudah pasti menyinggung segala keterbatasan. Mulai dari akses jalan, transportasi, listrik, fasilitas kesehatan, sinyal ponsel, air, dan lain-lain. Hal ini umum terjadi, sebab memang jauh dari bayangan para peserta, atau justru mematahkan stigma dan stereotipe yang beredar. Salah satu cerita yang sering berseliweran di linimasa adalah bagaimana perawat NS di Papua disambut dengan sangat bersahabat oleh masyarakat setempat, alih-alih selalu tegang atau takut lantaran ancaman KKB.
Nah, itu tadi beberapa plus-minus ikut Nusantara Sehat dari mata para perawat yang sudah pernah mengikutinya.