Pencarian

Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Kini Nyaris Mencapai 11 Ribu

post-title

Jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa ada 1.167 kasus baru pada Selasa kemarin (25/4/2023). Selain itu terdapat 841 kasus sembuh dan ada sebanyak 8 pasien COVID-19 meninggal dunia.

Alhasil, Indonesia telah mencatat total 6.765.727 kasus COVID-19 positif terkonfirmasi. Sedangkan kasus aktif COVID-19 per Selasa kemarin tercatat ada sebanyak 10.898 kasus.

Seiring dengan naiknya kasus COVID-19, Kemenkes meminta masyarakat agar aktif kembali memakai masker dan menjalani hidup sehat untuk mencegah potensi lonjakan kasus terutama pada golongan lanjut usia dan kelompok yang belum melakukan vaksinasi.

"Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik," ungkap juru bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, seperti dilansir pada Jumat pekan lalu (21/4/2023).

"Kita wajib menjaga kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan tertular dan masuk rumah sakit," kata dr. Syahril.

Kenaikan COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir di Indonesia disebut dipicu oleh varian baru subvarian Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular. Subvarian tersebut diumumkan sudah masuk ke Indonesia pada 14 April lalu, atau tepat sepekan sebelum libur Lebaran.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menetapkan subvarian Omicron XBB.1.16, atau yang biasa disebut sebagai varian Arcturus, sebagai variant under monitoring (VoM) atau varian dalam pengawasan ketat pada 22 Maret silam. Diyakini, subvarian Arcturus memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan pasca vaksinasi maupun infeksi alamiah.

Sejumlah gejala dari varian ini antara lain kasus konjungtivitis (mata merah) terutama pada anak-anak, demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.

Sepuluh provinsi dengan kasus konfirmasi tinggi pekan lalu adalah DKI Jakarta (lokal 491, Pelaku Perjalanan Luar Negeri atau PPLN 19), Jabar (lokal 200, PPLN 0), Jatim (lokal 147, PPLN 0), Jateng (lokal 99, PPLN 1), Banten (lokal 86, PPLN 0), DIY (lokal 41, PPLN 0), Bali (lokal 10, PPLN 0), Sulsel (lokal 10, PPLN 0), Lampung (lokal 6, PPLN 0) dan Sumsel (lokal 5, PPLN 0).

"Subvarian Arcturus ini memang banyak ditemukan di India. Jika ditilik dari sejarah naik dan turunnya kasus COVID-19, Indonesia selalu mengikuti pola yang terjadi di India yang saat ini mengalami lonjakan kasus yang tajam," tutur dr Syahril.

India sendiri sudah mengalami lonjakan kasus hingga 20 persen sejak awal Maret lalu, dengan kasus per hari mencapai lebih dari 12.500.

"Sejarah juga menunjukan di Indonesia kasus COVID-19 melonjak bukan karena perjalanan dan hari libur tapi karena adanya varian baru. Untuk itu masyarakat jangan lengah. Ayo kita pakai masker lagi dan hidup sehat," pungkas dr. Syahril.

Masyarakat kini diimbau untuk mengenakan masker, dan sangat dianjurkan pada orang-orang yang merasa sakit seperti batuk dan flu. Masker juga sangat direkomendasikan untuk mereka yang berdekatan dengan orang-orang yang sedang sakit.

Twitter