Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali memperkenalkan fitur teknologi terbaru dalam pelayanan kesehatan. Kali ini adalah ChatBot WhatsApp yang berfungsi sebagai salah satu pembantu dalam menekan angka kasus stunting pada balita.
Fitur Chatbot WhatsApp ini sendiri pertama kali diperkenalkan dan diterapkan di DKI Jakarta melalui pelatihan bagi tenaga Puskesmas pada tanggal 20 Februari silam. Sedangkan para kader Posyandu resmi menggunakannya sejak 21 Februari.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, bahkan telah mengunjungi Posyandu Balita Cempaka III di DKI Jakarta pada Rabu siang (22/2/2023) untuk meninjau penggunaannya oleh tenaga kesehatan.
Salah satu kader kesehatan, Ellyssa Agustina, menjelaskan pelayanan di Posyandu dilakukan melalui tahap pendaftaran. Setelahnya, anak ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan, kemudian dicatat.
"Pencatatan dilakuan 2 metode, pertama pencatatan manual untuk kader, kemudian satu lagi pencatatan melalui link. Kader Posyandu juga melakukan penyuluhan tentang gizi, tentang tumbuh kembang anak," ujarnya seperti dilansir oleh laman resmi Kemenkes.
Chatbot WhatsApp ini digunakan oleh kader Posyandu untuk mempermudah pengisian data kesehatan anak seperti nama, berat badan, dan tinggi badan. Setelah pencatatan selesai dilakukan, grafik tumbuh kembang balita beserta status gizi akan muncul secara otomatis, dan kader Posyandu dapat memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada orangtua balita.
Data ini tersimpan dalam aplikasi Sehat Indonesia Ku (ASIK) di Puskesmas yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT. Data balita tersebut dapat diakses langsung oleh para orangtua melalui ponsel dan gawai masing-masing.
Selain itu, pencatatan data tumbuh kembang balita melalui Chatbot WhatsApp akan diperluas untuk Posyandu di 50 kabupaten/kota lain secara bertahap mulai bulan Maret 2023.