Pakar bedah onkologi dr I Gusti N Gunawan W, Sp. B-Onk menyatakan bahwa masalah tiroid seperti pembengkakan pada leher seringkali lebih umum terjadi pada wanita daripada pria, sebagian besar disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
Pembengkakan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan benjolan di leher biasanya terletak di bagian tengah dan akan terangkat ke atas saat seseorang menelan, namun tidak selalu menandakan keganasan atau kanker.
Namun, Gunawan menegaskan bahwa jika benjolan di leher terkait dengan masalah tiroid terjadi pada usia tertentu, seperti di atas 50 tahun atau di bawah 20 tahun, atau bahkan terjadi pada pria, maka hal ini dapat menjadi faktor risiko terjadinya keganasan.
"Dalam kasus ini, meskipun lebih umum terjadi pada wanita, namun jika terjadi pada pria, kemungkinan risiko keganasan akan meningkat, meskipun hal ini masih harus dibuktikan," ujarnya dalam sebuah acara kesehatan online pada hari Kamis. (16/11/2023), seperti dilansir oleh laman kantor berita ANTARA.
Lebih lanjut membahas kecurigaan terhadap keganasan atau kanker tiroid, Gunawan mengidentifikasi sejumlah faktor risiko lainnya, termasuk riwayat keluarga, paparan radiasi berkepanjangan di leher yang dapat mengakibatkan pertumbuhan cepat pada benjolan tersebut, disertai gejala seperti suara serak, kesulitan menelan, sesak napas, atau penggunaan obat-obatan namun benjolan tetap membesar.
Menurut Gunawan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada benjolan di leher pasien, salah satunya adalah menilai apakah benjolan tersebut keras atau tidak.
"Jika benjolan terasa keras saat disentuh, disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening di sekitarnya, dan memiliki permukaan yang tidak rata di bagian tengahnya, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya keganasan," kata Gunawan yang juga merupakan lulusan Universitas Indonesia.
Selain pemeriksaan fisik, dokter juga dapat meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar hormon tiroid dan tes lainnya, serta melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG tiroid.
USG tiroid dianggap penting karena pemeriksaan fisik tidak mampu mendeteksi keberadaan benjolan di bagian belakang leher sekaligus memberikan petunjuk apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas.
Pemeriksaan tambahan lain yang bisa dilakukan termasuk CT-scan, MRI untuk kasus di mana dugaan nodul telah menyebar di luar kelenjar tiroid, misalnya ke trakea atau saraf.
"Juga mungkin dilakukan rontgen toraks untuk mencari kemungkinan penyebaran ke paru-paru, serta endoskopi pita suara untuk memeriksa pergerakan pita suara, terutama sebelum dan sesudah operasi," jelas Gunawan.