Pencarian

Kenapa Perawat Selalu Merasa Lelah? Ini 7 Jenis Istirahat yang Harus Kamu Tahu

post-title

Sebagai perawat, kamu sudah pasti menjalani shift panjang, maksimal sekitar 12 jam. Tapi, pernah gak sih kamu tetap merasa lelah meski sudah tidur selama 7-8 jam? Nah, tubuh sudah segar bugar, tapi tetap merasa lelah secara mental.

Nah, menurut Dr. Saundra Dalton-Smith dalam buku Sacred Rest: Recover Your Life, Renew Your Energy, Restore Your Sanity (FaithWords, 2017) ternyata tidur bukan satu-satunya cara beristirahat, loh. Itu cuma salah satu dari tujuh jenis istirahat. Dan Dalton-Smith berpendapat kalau kita butuh memulihkan ketujuhnya demi menjalani aktivitas dengan lancar. Apa saja sih lainnya?

1. Physical Rest

Tanda-tanda seseorang kekurangan istirahat fisik adalah badan pegal, kepala pening dan flu. Istirahat fisik sendiri terdiri dari istirahat aktif dan pasif. Komponen pasif meliputi tidur yang cukup dan berkualitas. Sedangkan komponen aktif melibatkan aktivitas seperti yoga, peregangan, terapi pijat, dan konsumsi vitamin untuk tubuh.

2. Mental Rest

Dalam istirahat mental, seseorang yang kekurangan istirahat mental mungkin mengalami kesulitan mengingat tujuan masuk ke sebuah ruangan atau sulit merasa tenang ketika berbaring di malam hari untuk tidur. Pokoknya, jadi pelupa dan susah fokus.

Menjadwalkan istirahat sepanjang hari untuk memberikan waktu istirahat mental atau memperlambat aktivitas dapat membantu memenuhi kebutuhan istirahat mental. Di sisi lain, orang yang mengalaminya juga perlu mempraktikkan Teknik Pomodoro, mengatur napas sambil pejamkan mata untuk sejenak di tengah aktivitas, journaling (menulis apapun yang kamu mau) serta mengendalikan self-negative talk alias pikiran buruk yang sering muncul.

3. Creative Rest

Istirahat kreatif sangat berkaitan dengan kemampuan individu untuk menikmati keindahan dalam bentuk apa pun dan dapat memulihkan kembali perasaan kagum dan heran. Seseorang yang mengalaminya bisa kehabisan ide, dan susah mencari solusi.

Ada dua cara yang mendorong istirahat kreatif, yaitu dengan menjelajahi alam dan menciptakan lingkungan yang menenangkan di rumah atau di tempat kerja dengan seni visual yang menarik. "Obatnya" dengan jalan-jalan ke tempat wisata, baca buku, nonton video atau dengar cerita yang inspiratif. Bisa juga dengan datang ke museum atau nonton konser

4. Social Rest

Eit, istirahat sosial tidak berarti menghentikan interaksi sosial, meski namanya terkesan kamu memilih menepi dari segala interaksi sosial. Istirahat sosial sebenarnya merujuk pada perasaan yang dialami seseorang ketika ia berada di sekitar orang-orang yang memberikan dukungan dan semangat pada dirinya.

Untuk mengatasinya, seseorang harus mengevaluasi setiap hubungan dalam hidup mereka dan memastikan bahwa mereka positif, memberikan dukungan, dan berarti. Kamu juga harus mengurangi interaksi dengan kerumunan/orang yang menyedot energi, berkumpul bersama orang-orang yang bikin kamu bersemangat, serta "me time" alias luangkan waktu untuk diri sendiri.

5. Spiritual Rest

Istirahat spiritual dianggap sebagai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, apalagi menyangkut jiwa dan mental. Seseorang yang mengalami kekurangan jenis istirahat ini mungkin merasa tidak memiliki tujuan hidup dan hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan bisa merasa hidupnya kurang bermakna.

Untuk mengatasinya, seseorang dapat mencari kegiatan yang melibatkan komunitas atau mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan melalui doa dan meditasi. Bisa juga dengan bergabung ke komunitas spiritual, menjadi volunteer kegiatan sosial, serta membicarakan visi hidup bersama mentor atau orang yang kamu hormati.

6. Sensory Rest

Dalam era teknologi modern saat ini, individu dapat mengalami rangsangan sensorik tanpa menyadarinya. Ada banyak sumber rangsangan seperti telepon berdering, TV menyala di latar belakang, dengungan komputer, dan cahaya terang di atas kepala.

Kurangnya istirahat sensorik dapat menyebabkan seseorang merasa bersemangat dan bahagia di awal hari, tapi bisa semakin gelisah dan mudah tersinggung seiring berjalannya waktu.

Cara memulihkannya dengan mematikan notifikasi ponsel, digital detox (tidak menggunakan gadget untuk sementara waktu) atau menyepi sambil mendengar soothing music (musik relaksasi).

7. Emotional Rest

Istirahat emosional adalah bentuk ketenangan di mana seseorang merasa nyaman dan otentik dalam berbagi pengalaman batin mereka dengan orang lain. Intinya, emosinya tak mudah berubah atau bisa mengendalikan diri. Jika kekurangan ini, penderitanya akan merasa stres, mood-swing, emosi, overthinking.

Individu dengan defisit istirahat emosional cenderung menekan perasaan mereka dan merasakan beban emosional, serta merasa terus-menerus perlu menyenangkan orang lain. Bisa diatasi dengan cara latihan mindfulness atau meditasi, journaling untuk mengelola emosi, serta menceritakan isi hati ke teman akrab.

Nah, itu tadi tujuh jenis istirahat yang dibutuhkan seseorang. Kamu kekurangan istirahat apa, nih?


Referensi :

White, H. (n.d.). 7 types of rest: The key to becoming the prepared adult. Montessori Resources for Schools, Teachers, Families and Parents. Retrieved March 3, 2023, from https://amshq.org/Blog/2022-12-21-7-Types-of-Rest 

Dalton-Smith, S. (2021, January 6). The 7 types of rest that every person needs. ideas.ted.com. Retrieved March 3, 2023, from https://ideas.ted.com/the-7-types-of-rest-that-every-person-needs/ 

Geoffrey, J. (n.d.). There are 7 types of rest. which do you need most? | Goop. Retrieved March 3, 2023, from https://goop.com/wellness/mindfulness/7-types-of-rest/ 

Twitter