Dengan total empat kasus dikonfirmasi Polio di Kabupaten Pidie sepanjang Oktober-November 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memulai program imunisasi dasar yang dilakukan pada beberapa wilayah secara bertahap.
Program bertajuk Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) tersebut sudah dimulai di Kabupaten Pidie sejak Senin silam (28/11/2022). Targetnya adalah 95.603 anak berusia 0-12 tahun.
"Hari ini, kita telah mulai memberikan imunisasi polio massal kepada anak-anak di Kabupaten Pidie. Alhamdulillah, hari ini sudah 14.000 anak yang diimunisasi," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu, di Alun-Alun Kota Sigli, Aceh, seperti dilansir oleh situs resmi Kemenkes.
Sub PIN Polio juga akan dilaksanakan di 21 Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Aceh secara bertahap dalam dua putaran. Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang akan dimulai 5 Desember. Lalu kabupaten/kota lain di Aceh baru dimulai pada 12 Desember mendatang. Target sasaran Kemenkes sekitar 1.217.939 anak rentang usia 0-12 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Arika Husnayanti, mengaku optimis target 95% imunisasi bisa dicapai dalam sepekan ke depan.
Lebih lanjut, dr. Arika merinci bahwa dari 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi polio, sebanyak 4.168 anak usia 0-59 bulan mendapatkan imunisasi polio, 854 anak usia 5 – <7 tahun, dan 7.556 anak usia 7-12 tahun.
Vaksin yang digunakan selama Sub PIN ini adalah vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) kemasan 50 dosis per vial yang diproduksi PT. Biofarma.
Aceh mendapat perhatian khusus karena menjadi wilayah dengan cakupan imunisasi yang masih rendah sehingga Polio rawan muncul. Terlebih fakta di lapangan menyatakan bahwa angka imunisasi dasar menurun selama tiga tahun terakhir.
Berdasarkan laporan, dua provinsi yang berisiko sangat tinggi (merah marun) Polio sebab cakupan vaksinasi Oral di bawah 60% pada tahun 2020 yakni Aceh dan Sumatera Barat.
Lalu terdapat 13 provinsi merah alias beresiko tinggi di mana cakupannya hanya berkisar 60-79%. Sebanyak 13 provinsi cakupannya berstatus sedang (kuning) atau sebesar 80-94%. Cuma 6 provinsi dengan capaian cukup baik (hijau) sebab persentasenya mencapai 95% yakni Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan DKI Jakarta.
Jika dirinci berdasarkan kabupaten/kota, 514 kabupaten/kota masih berstatus sangat beresiko. Ada 132 kabupaten/kota berisiko tinggi, 166 punya risiko sedang, dan yang resiko rendah itu ada 154 kabupaten kota.
"Demikian juga untuk imunisasi suntikan (IPV), yang hijau hanya Yogyakarta di tahun 2020, demikian pula untuk kabupaten kota sebagian besar berisiko tinggi dan sangat tinggi," ujar Plt. Direktur Imunisasi Kemenkes, dr. prima Yosephine, dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (29/11/2022).
Capaian imunisasi IPV sendiri sudah coba ditingkatkan pada tahun 2021 dan disebut jauh lebih baik ketimbang situasi tahun 2020. "Di tahun ini kalau kita lihat sampai dengan bulan Oktober capaian sudah lebih baik. Kita lihat sudah lebih banyak untuk daerah yang berisiko sedang dan beresiko rendah," kata dr. Prima.
"Di tahun ini kalau kita lihat sampai dengan bulan Oktober capaian sudah lebih baik. Kita lihat sudah lebih banyak untuk daerah yang berisiko sedang dan beresiko rendah," sambungnya.
Selain itu, dr. Prima bahwa pihaknya sedang mengejar sasaran semua bayi harus mendapat imunisasi dasar polio lengkap yang 4 dosis tetes dan satu dosis suntikan sesuai dengan usia anak. Hal sama juga berlaku pada anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap imunisasinya.