Pencarian

Memasang Infus : Tips Berhasil dalam Sekali Tusukan

post-title

Siapa yang masih sering dapat keluhan dari pasien kalau infusannya gak jalan atau bengkak di lokasi pemasangannya? Bahkan termasuk "sakit saat diinfus." Sebagai perawat, kamu pasti akrab dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan injeksi infus tersebut.

Sebelumnya, kita membahas tentang tips memasang infus pada bayi dan jenis-jenis kateter IV. Sekarang tentang puluhan kiat yang bisa memudahkanmu dalam memasang infus. Dari tahap awal sampai akhir. Jumlahnya sampai 50, loh. Yuk, simak!

Persiapan Pemasangan Infus

1. Selalu Fokus

Keberhasilan pemasangan infus atau insersi IV Catheter dalam satu tusukan bergantung pada keterampilan, persiapan, dan pengalaman yang dimiliki. Para perawat yang baru lulus seringkali gagal atau sulit melakukan insersi karena kurangnya pengalaman.

Namun, sebenarnya kunci keberhasilan insersi IV Catheter terletak pada persiapan dan ketenangan. Oleh karena itu, perlu usaha untuk menghilangkan kecemasan dan tidak terburu-buru dalam proses insersi. Selain itu, prosedurnya juga perlu dijelaskan dengan jelas kepada pasien. Oh iya, pastikan pasien merasa nyaman serta suhu tubuh mereka cukup hangat untuk mencegah vasokontriksi. Sebaiknya, hindari melakukan insersi saat subuh jika memungkinkan.

2. Bangun Rasa Percaya Diri

Sebelum memasang infus, penting untuk mempercayai kemampuan sendiri dan meyakinkan pasien bahwa Anda memiliki kemampuan untuk melakukannya. Kepercayaan diri Anda dapat membantu meredakan kecemasan pasien, sehingga vasokonstriksi dapat diminimalkan. Sebaliknya, kepercayaan pasien juga dapat membantu Anda dalam melakukan pemasangan infus.

3. Cari Tahu Apakah Pasien Fobia Jarum

Fobia jarum dapat timbul sebagai respon dari pengalaman pemasangan infus sebelumnya. Gejala fobia jarum dapat termasuk peningkatan detak jantung dan tekanan darah sebelum pemasangan. Ketika pemasangan sedang dilakukan, gejala yang muncul dapat berupa penurunan detak jantung dan tekanan darah, serta pucat, berkeringat, dan pingsan.

Dalam menangani pasien dengan fobia jarum, penting untuk memberikan penghiburan dan edukasi. Hindari menunjukkan jarum sebelum pemasangan, dan gunakan anestesi topikal untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan pasien yang berkaitan dengan penggunaan jarum.

4. Lakukan Tindakan Pencegahan Infeksi

Pastikan untuk menggunakan sarung tangan saat memasang infus pada pasien dan selalu melakukan teknik aseptik untuk menghindari infeksi. Membersihkan area insersi menggunakan alcohol swab dapat membantu meminimalkan mikroorganisme dan membantu visualisasi vena.

5. Kaji Vena yang Bakal Diinsersi

Pastikan untuk memeriksa kondisi vena sebelum memasang jarum untuk memastikan bahwa vena yang akan dijadikan target pemasangan infus cukup jelas dan mudah diakses. Pasien dengan hidrasi yang baik akan memiliki vena yang lebih mudah ditemukan, tetapi pasien yang dehidrasi dapat menyulitkan proses tersebut.

6. Lebih Peka dalam Mencari Vena

Jika vena tidak dapat dilihat dengan jelas, cobalah untuk merasakan vena dengan menggunakan jari-jari tangan kamu. Walaupun ada beberapa tendon yang terlihat seperti pembuluh darah, perasaan kamu dapat membedakan antara keduanya.

7. Tanya Pasien

Tanyakan pasien apabila kamu kesulitan menemukan vena yang tepat untuk memasang infus. Pasien mungkin mempunyai pengalaman sebelumnya dalam pemasangan infus dan dapat memberikan saran tentang lokasi vena yang lebih mudah diakses.

8. Gunakan Ukuran IV yang Sesuai

Dalam pemasangan IV Cath pada pasien dewasa, biasanya digunakan ukuran 20 G (berwarna pink). Namun, sebaiknya jangan menganggap bahwa semua pasien memiliki vena yang sama. Oleh karena itu, penting untuk mengamati dan mengevaluasi kondisi vena sebelum menentukan ukuran IV Cath yang akan digunakan. Tindakan ini dapat membantu mencegah pasien merasakan sakit akibat ruptur dan tekanan dari jarum.


9. Pertimbangan Penggunaan

Sebelum melakukan pemasangan infus atau insersi IV Cath, penting untuk mengetahui jenis cairan infusan yang dibutuhkan oleh pasien, apakah RL, NaCl, transfusi, atau kemo. Selain itu, perlu juga diketahui berapa banyak cairan yang dibutuhkan dalam waktu 24 jam dan berapa banyak tetesan infus yang harus diberikan. Mengetahui hal-hal tersebut sebelum melakukan pemasangan infus atau insersi IV Cath sangatlah penting.

10. Insersi pada Tangan Tidak Dominan

Apabila memungkinkan, sebaiknya infus dipasang pada tangan yang tidak dominan sebagai prioritas utama. Tujuannya adalah agar pasien masih bisa menggunakan tangan yang dominan untuk melakukan aktivitas-aktivitas sederhana. Tetapi jika tidak ada vena yang sesuai ditemukan pada tangan yang tidak dominan, maka sebaiknya mencari di tangan yang dominan.

Mencari Vena untuk Diinsersi

11. Dari Distal ke Proksimal

Untuk menghindari kehilangan area lain yang mungkin memiliki vena yang baik, sebaiknya mulailah mencari vena untuk pemasangan infus dari area yang lebih jauh (distal), misalnya di bagian belakang tangan. Jika tidak ada vena yang cocok untuk dilakukan tusukan, maka naiklah secara bertahap ke area yang lebih dekat (proksimal), seperti di atas sendi pergelangan tangan.

Jika kamu memulai tusukan di area proksimal terlebih dahulu, seperti pada vena cephalic di pergelangan tangan, kemungkinan besar kamu tidak akan dapat melakukan tusukan di area yang lebih jauh (distal), seperti vena cephalic di punggung tangan, karena vena di atasnya sudah rusak akibat tusukan pertama.

12. Pakai Cuff Tensi Darah

Jika pasien mengalami tekanan darah rendah (mungkin disebabkan oleh ketakutan terhadap jarum - seperti yang telah dijelaskan sebelumnya), disarankan untuk menggunakan manset tensi darah sebagai tourniquet untuk dilatasi vena. Penggunaan manset tensi darah akan memberikan tekanan yang merata dan dapat disesuaikan dengan lebih baik daripada penggunaan tourniquet. Teknik ini juga sangat berguna untuk pasien lanjut usia yang memiliki vena sulit diakses.

13. Memasang Tourniquet dengan Benar

Ketika menggunakan cuff tensi darah sebagai alat tourniquet, posisikan tubing (dua selang karet cuff) di bagian atas agar visualisasi area insersi tidak terhalang dan menghindari kemungkinan kontaminasi. Mulailah dengan tekanan ringan dan perhatikan apakah vena muncul. Jika tidak, tingkatkan tekanan secara bertahap. Teknik ini dapat membantu Anda menemukan vena yang tepat dengan lebih mudah dan memberikan kenyamanan tambahan pada pasien karena tekanan yang lebih lebar yang dihasilkan oleh cuff.

14. Tusukan Tanpa Tourniquet

Bila pasien memiliki vena yang jelas namun mudah pecah, hindari menggunakan tourniquet saat melakukan pemasangan infus. Tekanan yang dihasilkan oleh tourniquet dapat menyebabkan tekanan berlebih pada vena yang rapuh sehingga dapat menyebabkan vena pecah ketika dilakukan tusukan.

Memperjelas Vena yang Diamati

15. Gunakan Gravitasi

Jika tidak dapat menemukan pembuluh darah yang terlihat, biarkan lengan pasien tergantung ke bawah pada sisi tempat tidur. Gravitasi akan memperlambat aliran balik vena sehingga vena akan membengkak dan mudah terlihat serta diraba.

16. Terapkan Teknik Kompres Hangat

Sebelum melakukan insersi, gunakan teknik kompres hangat dengan menggunakan kain atau handuk selama beberapa menit. Suhu hangat akan merelaksasi dinding vena dan membuatnya lebih melebar sehingga lebih mudah terlihat.

17. Hindari Teknik "Menampar Vena"

Teknik ini hanya akan membuat vena berkontraksi dan lebih sulit ditemukan. Sebaliknya, gunakan teknik yang lebih lembut dan tidak menyakitkan seperti menekan vena dengan ibu jari atau jari telunjuk.

18. Teknik Ibu Jari atau Telunjuk

Untuk memperlihatkan vena yang belum terlihat, gunakan kedua ibu jari atau jari telunjuk untuk menekan vena. Teknik ini akan melepaskan histamin di bawah kulit sehingga membuat pembuluh darah berdilatasi.

19. Lebih Peka dengan Aktivitas Khas Vena

Gunakan alat tourniquet atau manset tensimeter di area sekitar 4 jari di atas lokasi yang akan diinsersi. Kemudian, dengan tekanan lembut dari atas ke bawah, tekan vena dengan lembut. Rasakan jalurnya dan gerakan yang dihasilkan ketika diberikan tekanan lembut. Gerakan pada tendon dan vena sangatlah berbeda ketika diberi tekanan.

20. Pakai Teknik Tangan Mengepal

Instruksikan pasien untuk melakukan gerakan kepal dan buka jari-jari tangan. Hal ini berguna untuk mempercepat pengisian darah di pembuluh darah vena sehingga vena akan lebih mudah terlihat dan dilakukan penusukan.

21. Gunakan Teknik 2 Torniquet

Jika teknik sebelumnya tidak berhasil, coba teknik dua tourniquet dengan meletakkan tourniquet pertama di bagian atas lengan dan tourniquet kedua di pertengahan lengan di bawah fossa antecubital.

22. Pakai Nitrogliserin Jika Masih Sulit

Jangan memaksakan diri saat mencari vena, gunakan nitrogliserin salep selama 1-2 menit untuk melebarkan pembuluh darah yang kecil dan rapuh. Setelah vena terlihat dan berdilatasi, hapus salep dengan menggunakan disinfeksi terakhir pada area insersi dengan alcohol swab.

23. Ikuti Arus Aliran Darah Vena

Biasa disebut sbagai disinfeksi area insersi. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat dan memperlancar aliran darah vena.

24. Perlebar Area Disinfeksi

Memperlebar area disinfeksi dapat membantu munculnya beberapa vena yang dapat dilakukan insersi sehingga kamu mempunyai beberapa pilihan vena yang tepat untuk dilakukan penusukan.

25. Cara Terakhir : Pakai Alat Vein Locator

Jika semua teknik sebelumnya gagal, gunakan peralatan seperti lampu transilluminator atau mesin ultrasound saku untuk menerangi jalur vena dan memudahkan kamu menemukan jalur vena yang tepat. Tapi, pastikan untuk tidak terlalu lama menggunakan peralatan ini untuk menghindari skin burn terutama pada bayi dan anak-anak.

(Sumber : AccuVein.com)

Teknik Pemasangan Infus

26. Menstabilkan Posisi Vena

Sebelum memasang infus atau melakukan insersi, pastikan vena dalam keadaan stabil agar tusukan dapat dilakukan dengan mudah. Tarik kulit di bawah area yang akan diinsersi dengan kuat untuk memudahkan insersi dan mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien.

Pastikan bahwa alkohol swab sudah kering sebelum melakukan insersi. Jika insersi dilakukan ketika alkohol masih basah, hal tersebut dapat lebih menyakitkan bagi pasien. Ingat, alkohol hanya berfungsi untuk mensterilkan area insersi, bukan untuk mensterilkan luka akibat insersi.

27. Tusukkan Jarum IV Cath dari Atas Vena

Jangan pernah melakukan tusukan dari samping vena, karena dapat mendorong jarum ke samping dan menyebabkan luka pada tangan. Selalu lakukan insersi dari atas vena, agar jarum dapat dengan mudah mengikuti jalur pembuluh darah.

28. Cegah Terjadinya Penggulungan (Kinking)

Pada beberapa kasus, IV Cath dapat terlipat atau tergulung (kinking) jika vena mengeras atau ada bekas luka. Hal ini terjadi pada pasien dengan kemoterapi, pasien dengan varises, dan pasien dengan gangguan jantung. Gunakan teknik nomor 29 untuk mencegah hal ini.

29. Gunakan teknik Catheter Hub Twirling

Setelah melakukan tusukan dan melihat darah keluar di flashback chamber, masukkan IV Cath dengan gerakan memutar searah jarum jam dengan perlahan. Hal ini membantu jarum plastik IV Cath bergerak memutar di dalam pembuluh darah untuk mencari celah kosong dan menghindari dinding vena atau endapan (jika ada).

30. Bevel Jarum Menghadap ke Atas Sebelum Insersi

Pastikan bagian tajam dari jarum mengenai kulit terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu, dengan memposisikan bevel jarum ke atas, akan lebih mudah untuk jarum meluncur menembus kulit dan pembuluh darah vena.

31. Tusukkan Jarum pada Sudut 15-30 Derajat di Kulit

Letakkan ibu jari di atas IV Cath dan jari telunjuk di bawahnya di antara kulit dan IV Cath pada sudut 15-30 derajat. Beritahu pasien bahwa kamu akan memulai tusukan dan instruksikan pasien untuk menarik nafas dan tidak menggerakkan tangannya.

32. Rasakan Adanya Hambatan

Saat memasukkan jarum, rasakan penolakan dari rasa sakit. Jika tidak terasa ada hambatan, dorong jarum dengan hati-hati. Jika terasa ada resistensi, hentikan pemasangan karena dapat mengganggu vena dan bisa melukai lebih banyak.

33. Perhatikan Flashback Chamber

Setelah melihat aliran darah balik di flashback chamber, lepaskan tourniquet, keluarkan sedikit flashback chamber dari kateter hub, dan masukkan kateter secara perlahan. Pastikan Anda merasakan poin 28 dan poin 32 saat memasukkan kateter. Jika tidak ada perasaan, lanjutkan masukan kateter hingga seluruh jarum masuk. Hubungkan kateter hub ke intrafix primeline.

34. Lebih Peka Kapan Harus Berhenti

Latihlah untuk merasakan kapan kamu harus berhenti memasukkan kateter. Rasakan dan perhatikan poin nomor 28 dan 32, dan saat melihat darah mengalir kembali di flashback chamber, hentikan sejenak dan turunkan sudut insersi. Keluarkan sedikit flashback chamber dari kateter hub agar jarum tidak menerobos dinding bawah vena.

35. Jangan Membiarkan Infus Terlalu Cepat Menetes

Setelah mengamankan posisi kateter, atur kecepatan tetesan infus secepat mungkin. Jangan biarkan cairan mengalir terlalu cepat karena hal tersebut dapat mengejutkan vena akibat aliran yang terlalu deras dari kateter.

36. Metode Melepas Tourniquet

Segera setelah kamu memastikan bahwa kateter telah masuk ke dalam vena (ditandai dengan aliran darah balik dari flashback chamber), lepaskan tourniquet terlebih dahulu sebelum melanjutkan memasukkan kateter lebih dalam.

Hal ini bertujuan untuk mencegah peningkatan tekanan di dalam vena (disebabkan oleh tekanan dari tourniquet dan tekanan dari insersi). Jika tidak dihindari, vena mungkin akan mengalami kerusakan, seperti bengkak dan kemudian robek.

Seni Fiksasi Area Insersi

37. Hindari Fiksasi yang Kurang Tepat

Pastikan selalu untuk menghindari fiksasi yang tidak tepat saat memasang selang infus. Lebih baik untuk memberikan jarak sekitar dua jari antara selang intrafix yang ditekuk dan catheter hub, daripada mendekatkannya satu sama lain. Dengan cara ini, ketegangan pada IV Cath dapat dikurangi dan pasien akan merasa lebih nyaman.

38. Ambulasi Pasien

Saat ambulasi, pastikan lengan pasien terkunci dalam posisi lurus dan hindari fleksi pada sendi sikut dengan menggunakan bantalan jika memungkinkan.

39. Selang Indusan Tak Boleh Terlalu Panjang

Fiksasi selang infus dengan arah searah insersi dan jangan biarkan selang terlalu panjang menjuntai tanpa fiksasi karena dapat menyebabkan IV Cath tertarik keluar jika terkait sesuatu.

40. Fiksasi Ujung Jarum Plastik yang Masuk di Vena

Jika melakukan insersi di punggung tangan, pastikan ujung jarum plastik yang masuk di vena difiksasi agar tidak menyebabkan rasa sakit pada pasien, terutama jika pasien sering menggerakkan jari-jarinya.

41. Pakai IV Dressing Transparan

Gunakan IV Dressing yang transparan jika tersedia untuk memudahkan pemantauan terhadap kemungkinan infeksi pada area insersi. Jika tidak tersedia, IV Dressing harus diganti minimal 3 hari sekali untuk meminimalkan risiko infeksi.

42. Teknik Fiksasi

Ada beberapa teknik fiksasi yang bisa kamu gunakan. Mulai dari Chevron Method, Omega Loop,  Modified Tri-State, Multi Lumen Fixation dan Tape and Gauze Fixation.

Setiap individu memiliki kondisi dan pembuluh darah yang unik, sehingga penting bagi kamu untuk memperhatikan beberapa pertimbangan khusus dalam terapi intravena. Tidak semua pembuluh darah sama, dan kebutuhan terapi intravena dapat berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perhatikanlah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan terapi intravena dengan baik.

Hal-Hal Lain yang Harus Diketahui

43. Pasien Geriatrik dan Pasien Pediatrik

Keduanya memiliki pembuluh darah yang lebih kecil dan rapuh dibandingkan pasien dewasa normal. Oleh karena itu, dalam melakukan terapi intravena pada pasien ini, perlu dipertimbangkan ukuran IV Cath yang digunakan, disesuaikan dengan kondisi vena dan jenis cairan yang akan diberikan. Biasanya, digunakan IV Cath ukuran 22 atau 24 untuk pasien geriatrik dan pediatrik.

44. Pasien Berkulit Gelap

Pada pasien dengan kulit gelap, dapat menggunakan manset tekanan darah sebagai tourniquet saat memasang infus atau IV Cath. Tekanan merata dari manset akan membantu mengembangkan vena dan membuatnya lebih mudah terlihat. Jika tetap sulit, gunakan alcohol swab.

45. Teknik Saat Menghadapi Vena dengan Katup

Beberapa vena memiliki katup yang dapat mempersulit pemasangan IV Cath. Gunakan teknik memasukkan cairan normal saline untuk membantu mengembangkan katup vena dan memudahkan insersi. Tapi, teknik ini hanya digunakan jika tidak ada vena lain yang tersedia.

46. Belajar Seni Distraksi

Pada pasien pediatrik, menggunakan teknik distraksi seperti meniup balon, bernyanyi atau menghitung dapat membantu mengalihkan perhatian dan membuat proses insersi lebih mudah. Keluarga juga dapat membantu sebagai support system distraction technique.

47. Memanggil Bantuan

Jangan ragu untuk meminta bantuan jika gagal memasang IV Cath. Panggil rekan sejawat yang lebih berpengalaman jika sudah mencoba dua kali tanpa hasil.

48. Jika Hadapi Pasien Edema

Pada pasien dengan edema, gunakan ACE Wrap atau kasa panjang untuk membungkus tangan yang bengkak dan tinggikan selama 15-30 menit sebelum memasang IV Cath.

Penting untuk memperhatikan hal ini: saat melakukan insersi, hanya masukkan 8/10 bagian kanula dan sisakan 2/10 bagian agar jaringan memiliki ruang yang cukup untuk berkembang ketika terjadi edema. Hal ini bertujuan agar kanula tidak terdorong oleh edema.

49. Kalau Infusan Macet dan Tangan Bengkak

Jika infusan macet dan tangan pasien mengalami bengkak, jangan mencoba memasukkan cairan apapun karena bengkak tersebut mungkin disebabkan oleh blood clot atau sumbatan darah. Mendorong cairan dapat menyebabkan sumbatan darah tersebut hancur atau menyumbat vena yang lebih kecil, yang sangat berbahaya. Sebagai alternatif, lakukan pijatan lembut pada vena dan kompres dengan air hangat. Jika tangan tidak membaik, sebaiknya kanula dicabut dan insersi dipindahkan ke tangan yang lain.

50. Kalau Hingga Cara 49 Masih Gagal Juga?

Jika kamu sudah mencoba melakukan tips nomor 49 dan masih belum berhasil, mungkin masalahnya terletak pada kurangnya kepercayaan dirimu. Jangan pernah mencoba melakukan insersi jika kamu tidak yakin bahwa kamu mampu melakukannya.

Lebih baik membangun kepercayaan diri terlebih dahulu sebelum mencobanya. Yakinkan dirimu bahwa kamu pasti mampu melakukannya dan jangan pernah meragukan kemampuanmu. Camkan bahwa kamu pasti bisa melakukannya dengan baik.


Referensi :

Vera, M. (2023, January 10). 50+ IV therapy tips and tricks: The ultimate guide. Nurseslabs. Retrieved February 23, 2023, from https://nurseslabs.com/how-to-start-an-iv-insertion-tips/ 

Karthik Kumar, M. B. B. S. (2021, January 26). How do you insert an IV cannula successfully? MedicineNet. Retrieved February 23, 2023, from https://www.medicinenet.com/how_do_you_insert_an_iv_cannula_successfully/article.htm 

Morsch, M. (2022, December 12). IV Tips & Tricks: Don't let the little pinch become a big ouch - outpa. Outpatient Surgery Magazine. Retrieved February 23, 2023, from https://www.aorn.org/outpatient-surgery/article/2019-April-iv-tips-tricks-dont-let-the-little-pinch-become-a-big-ouch 

Phillips, H. (2018, November 13). Placing IV catheters - hints, tips and avoiding common mistakes for Vet Nurses. Australian College of Veterinary Nursing. Retrieved February 23, 2023, from https://vetnurse.com.au/2018/03/07/placing-iv-catheters/ 

Liu, Y. T. (2023, February 14). How to do peripheral vein cannulation - critical care medicine. MSD Manual Professional Edition. Retrieved February 23, 2023, from https://www.msdmanuals.com/professional/critical-care-medicine/how-to-do-peripheral-vascular-procedures/how-to-do-peripheral-vein-cannulation 

Twitter