Saraf kranial (Latin : Nervii craniales) adalah 12 pasang saraf pada manusia yang berawal dari batang otak, dan semuanya dinamai berdasarkan angka Romawi. Saraf kranial ini berbeda dari saraf spinal yang berawal dari sumsum tulang belakang dan merupakan merupakan bagian dari sistem saraf sadar.
Nah, pemeriksaan fisik head-to-toe juga termasuk pemeriksaan saraf kranial I hingga XII (1-12) yang harus dilakukan oleh seorang perawat. Pemeriksaan ini penting untuk melihat apakah neuron/saraf berfungsi dengan baik atau sebaliknya.
Saraf tak berfungsi seperti seharusnya karena kerusakan pada neuron yang memasok saraf tertentu. Contohnya Multiple Sclerosis, terjadi karena selubung mielin dari neuron di sistem saraf pusat rusak. Alhasil muncullah masalah pada sistem sensorik dan motorik, hingga sulit berbicara atau melihat.
Berikut ini penjelasan singkat tentang masing-masing saraf kranial, mulai dari fungsi hingga cara pemeriksaannya.
I : Olfaktori (Sensorik) - Penciuman
Cara pemeriksaan : Minta pasien memejamkan mata, lalu minta membedakan bau yang dicium. Contohnya teh dan kopi.
II : Optikus (Sensorik) - Penglihatan
Cara pemeriksaan : Pengamatan pada Snellen chart dan pemeriksaan lapang pandang. Snellen chart sendiri adalah susunan huruf yang sudah disusun secara terukur, untuk memeriksa tajam penglihatan seseorang. Di sisi kanan tiap baris huruf, akan tertera ukuran tajam penglihatan di baris tersebut dalam satuan FT (feet/kaki) dan M (meter).
III : Okulomotoris (Motorik) - Mengangkat kelopak mata, kontraksi pupil, dan sebagian gerakan ekstraokuler.
Cara pemeriksaan : Memutar bola mata, gerakkan konjungtiva, refleks pupil dan inspeksi kelopak mata.
IV : Trochlearis (Motorik) - Gerakan mata ke bawah dan ke dalam.
Cara pemeriksaan : Sama dengan III.
V : Trigeminus (Motorik) - Gerakan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi, refleks kornea dan refleks kedip.
Cara pemeriksaan : 1. Gerakkan rahang ke semua sisi. 2. Pejamkan mata, sentuh dahi/pipi dengan kapas, sentuh kornea dengan napas.
VI : Abdusen (Motorik) - Deviasi mata ke lateral.
Cara pemeriksaan : Sama dengan III.
VII : Fasialis (Motorik) - Ekspresi wajah.
Cara pemeriksaan : Minta pasien untuk tersenyum, bersiul, mengangkat alis, menutup kelopak mata dengan telapak tangan, membedakan gula dan garam.
VIII : Vestibulocochlearis (Sensorik) - Pendengaran dan keseimbangan.
Cara pemeriksaan : Metode tes garpu tala (Rinne test dan Webber test). Ini adalah pemeriksaan untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran, dan apakah mengalami gangguan pendengaran konduktif atau sensorineural.
IX : Glosofaringeus (Sensorik dan Motorik) - Sensasi rasa.
Cara pemeriksaan : Bedakan rasa asam dan manis di dalam lidah. Biasanya akan ada cairan dari pipet yang berisi larutan garam serta gula.
X : Vagus (Sensorik dan Motorik) - Refleks muntah dan menelan.
Cara pemeriksaan : Menyentuh faring posterios, menelan saliva, minta mengucap "Ah…" untuk melebarkan rongga mulut.
XI : Asesoris (Motorik) - Menggerakkan bahu.
Cara pemeriksaan : Pasien menggerakan bahu dan menahan beban dari arah berlawanan.
XII : Hipoglosus (Motorik) - Gerakan lidah.
Cara pemeriksaan : Julurkan lidah dan gerakkan ke dua sisi, ke kiri dan ke kanan.
Nah, itu tadi penjelasan singkat tentang seluruh saraf kranial dan cara pemeriksaannya masing-masing. Semoga bermanfaat!
Referensi :
Tjahjojogo, J. (1996). Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek. ECG.
Endeavor.med.nyu.edu. (n.d.). Retrieved November 17, 2022, from http://endeavor.med.nyu.edu/neurosurgery/cranials.html