Pencarian

Mengenal Beauty Anxiety, Saat Seseorang Merasa Cemas dengan Penampilan Fisiknya

post-title

Persepsi terhadap kecantikan diri dalam zaman modern yang sangat menitikberatkan pada penampilan sering kali menghasilkan apa yang dikenal sebagai "beauty anxiety." Ini istilah yang mengacu pada perasaan cemas atau kegelisahan yang berkaitan dengan penampilan fisik atau kecantikan seseorang.

Fenomena tersebut yakni di mana seseorang merasa tertekan atau tidak nyaman dengan citra tubuh mereka sendiri. Terutama terkait dengan standar kecantikan yang sering kali diperlihatkan oleh media sosial, industri mode, atau budaya populer.

Faktor-faktor seperti media sosial yang sering menampilkan gambar-gambar yang diubah atau disunting, tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang sempurna, dan perbandingan dengan selebriti atau influencer dapat berkontribusi pada munculnya beauty anxiety.

Beauty anxiety dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk perasaan tidak percaya diri terhadap penampilan fisik, perbandingan diri dengan orang lain, kekhawatiran tentang penilaian orang lain terhadap penampilan, atau bahkan mencoba untuk mencapai standar kecantikan yang tidak realistis. Umumnya ini ditemukan di kalangan remaja yang khawatir atas penolakan dari lingkungan sosial lantaran penampilan fisik mereka.

Fenomena ini berujung pada kurangnya penerimaan terhadap diri sendiri. Dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental seseorang, menyebabkan stres, depresi, gangguan makan, dan penurunan rasa percaya diri. Penting bagi individu untuk memahami nilai-nilai kecantikan yang sehat dan mengembangkan citra tubuh yang positif dan realistis.

Seorang psikolog dari Universitas Indonesia, Dian Wisnuwardhani, M.Psi., menjelaskan bahwa beauty anxiety juga muncul akibat pengalaman traumatis di masa kecil, seperti menjadi sasaran ejekan teman sebaya. Pengalaman traumatis ini kemudian mengakibatkan individu merasa terikat pada standar penampilan fisik yang dianggap menarik oleh lingkungan sekitar dan media sosial.

"Beauty anxiety dan berbagai masalah kesehatan mental terkait lainnya yang berhubungan dengan penampilan fisik sering kali berasal dari pengalaman traumatis masa kecil, seperti diejek atau dicemooh oleh teman sebaya," ungkap Dian seperti dilansir laman kantor berita ANTARA, Selasa lalu (8/8/2023).

"Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap tubuh atau bahkan membuat seseorang merasa terperangkap dalam citra tubuh yang dipengaruhi oleh lingkungan dan paparan gambaran kecantikan dari media sosial," imbuhnya.

Tak cuma dialami oleh anak-anak remaja, fenomena ini juga terjadi pada wanita muda yang tinggal di kota-kota besar di mana daya tarik sering diukur dari segi penampilan fisik.

Dian merekomendasikan untuk mengembangkan rasa percaya diri terhadap penampilan fisik dengan menghargai apa yang dimiliki oleh individu tersebut. Ini dapat membantu memunculkan nilai-nilai positif dan kemampuan untuk menerima diri sendiri.

Setelah meraih pikiran dan perasaan yang lebih positif, individu dapat mencoba merawat fisik mereka secara komprehensif untuk meningkatkan penampilan secara seimbang dan sesuai dengan kepribadian serta kenyamanan mereka sendiri.

Dengan membangun perasaan positif dan merawat fisik secara komprehensif, individu dapat merasakan peningkatan rasa percaya diri yang berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks profesional maupun dalam interaksi sosial.

Jika seseorang merasa terpengaruh oleh beauty anxiety, penting untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental untuk mengatasi perasaan cemas dan membantu membangun rasa percaya diri yang sehat.

Twitter