Pekan lalu, kita telah membahas pemeriksaan refleks patologis dan primitif. Kini kita akan mengulik tentang pemeriksaan refleks fisiologis, sebagai bagian rutin dari evaluasi sensorimotor tubuh. Hasilnya bisa normal, hiperaktif, hiporeaktif, atau tidak ada sama sekali.
C. Refleks Fisiologis
Refleks fisiologis adalah respons otomatis yang timbul sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu tanpa melibatkan kesadaran otak. Ini adalah tindakan cepat yang diatur oleh sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi untuk melindungi tubuh dari bahaya atau membantu menjaga keseimbangan fisik.
Pemeriksaan refleks adalah prosedur medis yang memeriksa fungsi sistem saraf dan otot seseorang dengan menilai respons otomatis tubuh terhadap rangsangan tertentu. Berikut adalah beberapa jenis refleks yang sering diperiksa dalam evaluasi kesehatan seseorang:
1. Refleks Biseps
Refleks ini memeriksa respons otot biseps di lengan atas. Dalam prosedur ini, lengan pasien ditekuk sekitar 45 derajat pada siku dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Pemeriksa kemudian memukul tendon biseps dengan reflex hammer.
2. Refleks Triseps
Pemeriksaan refleks triseps melibatkan evaluasi respons otot triseps di lengan bawah. Pasien diminta untuk mengendurkan otot-otot di lengan bawahnya. Kemudian, pemeriksa menggunakan reflex hammer untuk memukul tendon triseps yang melewati daerah fosa olekranon.
3. Refleks Patella
Refleks patella mengevaluasi respons refleks pada tendon patella di bagian depan lutut. Pasien diminta duduk dengan tungkai digantung di atas tempat tidur atau berbaring terlentang dengan lutut ditekuk sekitar 90 derajat. Pemeriksa kemudian memukul tendon patella untuk menilai responsnya.
4. Refleks Brakioradialis
Refleks ini menilai respons tendon brakioradialis pada lengan. Pasien diminta untuk melepaskan ketegangan pada lengan bawahnya, dan pemeriksa menggunakan reflex hammer untuk memukul tendon brakioradialis yang terletak pada bagian distal radius.
5. Refleks Achilles
Pemeriksaan refleks Achilles mengevaluasi respons tendon Achilles di bagian belakang tumit. Pemerksa melakukan dorsifleksi pada pergelangan kaki pasien dan memukul tendon Achilles untuk menilai refleksnya.
6. Refleks Superfisialis (Abdominalis)
Refleks abdominal menilai respons kulit abdomen terhadap tekanan. Pemeriksa menggunakan gagang reflex hammer untuk menekan kulit abdominal, mengarahkan tekanan ke arah garis tengah dari setiap kuadran abdominal.
Pemeriksaan refleks ini sangat berguna bagi perawat dalam menilai kinerja sistem saraf dan otot, memainkan peran penting dalam mendeteksi kondisi medis spesifik, serta mengevaluasi respons neurologis pasien.
Namun, penting bagi perawat untuk memahami bahwa pemeriksaan ini harus dilakukan oleh mereka yang telah mendapat pelatihan khusus guna memastikan hasil yang akurat dan interpretasi yang tepat.