Infografis balik lagi, nih. Kali ini, MinHer mau mengingatkan tentang jenis-jenis jarum infus serta perbedaan fungsinya. Biar kalian tidak lupa. Mulai dari yang paling sering dipakai sampai yang biasanya dipakai oleh pasien neonatus.
Penjelasan :
Bentuk dan ukuran jarum infus berbeda-beda karena digunakan untuk tujuan yang beragam dan memenuhi kebutuhan klinis yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan bentuk dan ukuran jarum infus antara lain :
1. Tujuan penggunaan
Jarum infus dengan berbagai bentuk dan ukuran tersedia untuk berbagai tujuan. Misalnya, jarum dengan ujung tumpul atau penutup pelindung digunakan untuk pengambilan sampel darah, sementara jarum dengan ujung lancip digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan dari pembuluh darah.
2. Ukuran pembuluh darah
Ukuran jarum infus dipilih berdasarkan ukuran pembuluh darah pasien. Jarum yang lebih besar digunakan untuk pembuluh darah yang lebih besar dan jarum yang lebih kecil digunakan untuk pembuluh darah yang lebih kecil. Hal ini penting untuk memastikan aliran cairan yang tepat dan menghindari kerusakan pembuluh darah.
3. Kondisi medis pasien
Beberapa kondisi medis mungkin membutuhkan penggunaan jarum infus khusus. Misalnya, pada pasien dengan kebutuhan transfusi darah yang tinggi, jarum infus dengan ukuran yang lebih besar mungkin diperlukan untuk mempercepat aliran darah.
4. Jenis cairan yang diberikan
Jenis cairan yang diberikan juga dapat mempengaruhi pemilihan jarum infus. Cairan yang lebih kental atau berpartikel dapat memerlukan jarum dengan ukuran yang lebih besar agar aliran cairan tetap lancar.
5. Usia pasien
Untuk pasien dengan usia yang lebih muda atau kulit yang lebih tipis, jarum infus dengan ukuran yang lebih kecil biasanya digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan risiko cedera.
Pemilihan bentuk dan ukuran jarum infus yang tepat adalah tanggung jawab perawat atau tenaga medis yang mengelolanya, dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan berdasarkan penilaian klinis individu.