Pencarian

Mengulik Cara Menentukan Kelas Syok Hipovolemik dan Tatalaksananya

post-title

Sebelumnya, kita sudah belajar tentang cara mengenali 6 jenis syok yang biasa dialami oleh pasien. Sekarang kita akan membahas tentang cara menentukan kelas syok hipovolemik. Syok hipovolemik adalah ketika darah tak mampu dikirim ke tubuh akibat kurangnya volume darah atau cairan tubuh.

Resusitasi cairan adalah intervensi keperawatan untuk penanganan syok. Tapi, penting untuk mengestimasi kehilangan darah, dan caranya melalui identifikasi kelas syok.


Dari tabel tersebut, maka cara mengestimasinya adalah :

1. Ukur frekuensi napas, denyut jantung serta tekanan darah;

2. Pasang foley catheher yang berfungsi untuk memantau output urin;

3. Ekstremitas harus diinspeksi dan dipalpasi; dan

4. Kondisi kejiwaan pasien harus diestimasi.

Penatalaksanaan Syok Hipovolemik

a. Mempertahankan Suhu Tubuh

Dengan cara memakaikan selimut pada penderita untuk mencegah kedinginan dan mencegah kehilangan panas. Jangan sekali-kali memanaskan tubuh penderita karena akan sangat berbahaya.

b. Pemberian Cairan

1. Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-mual, muntah, atau kejang. Ini karena adanya bahaya terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru.

2. Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioperasi atau dibius dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala (otak).

3. Penderita hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidak ada kontra-indikasi. Pemberian minum harus dihentikan jika penderita menjadi mual atau muntah.

4. Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik intravaskuler.

5. Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan jumlah cairan yang hilang. Sebisa mungkin berikan jenis cairan yang sama dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka bakar. Kehilangan air harus diganti dengan larutan hipotonik.

Kehilangan cairan berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan isotonik. Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan kristaloid memerlukan volume 3–4 kali volume perdarahan yang hilang. Sedangkan jika menggunakan larutan koloid memerlukan jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang. Telah diketahui bahwa transfusi eritrosit konsentrat yang dikombinasi dengan larutan ringer laktat sama efektifnya dengan darah lengkap.

6. Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian cairan yang berlebihan.

7. Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan berlebihan yang akan membebani jantung. Harus diperhatikan oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.

8. Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat, mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan organ majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat canggih berupa pemasangan CVP, kateter "Swan Ganz", dan pemeriksaan analisa gas darah.


Referensi :

Fitria, C. N. (2020). Syok dan Penanganannya. GASTER, 7(2), 593–604. 

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Haseer Koya H, Paul M. Shock. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531492/

Rulino, L. (2022, September 8). Cara Menentukan Kelas Syok Pada Pasien. perawat.org. Retrieved January 11, 2023, from https://perawat.org/cara-menentukan-kelas-syok-pada-pasien/ 

Twitter