Pencarian

Menkes Singgung Fenomena Beda Kasta Dokter dan Perawat di Indonesia, Apakah Masih Terjadi?

post-title

Beberapa hari lalu, dunia kesehatan Indonesia dikejutkan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dalam rapat kerja bersama anggota Komisi IX DPR RI di Jakarta, 26 Januari 2023, ia menyatakan bahwa di Indonesia masih ada perbedaan "kasta" antara dokter dan perawat.

Menkes Budi membandingkan dengan observasinya di luar negeri, di mana dokter dan perawat saling respek dan memandang satu sama lain dengan setara. Sedangkan hal tersebut jarang ia dapatkan saat di Indonesia.

"Saya pernah cek waktu saya di mandiri, pernah ke Mayo (Clinic) di Amerika Serikat, pernah Singapura, perawat itu di luar negeri sama dokter tuh satu tim, setara ya," ujarnya di hadapan para anggota Komisi IX, dalam rapat yang disiarkan secara langsung melalui YouTube tersebut.

"Di sini tuh kasta-nya segini (atas dan bawah), perawat tuh dilihat mohon maaf nggak ada, itu perawat sama dokter tuh, dokter posisinya merasa di sini (di atas), di luar negeri itu nggak, Pak. Posisinya setara," imbuhnya.

Menkes Budi mengaku selalu menekankan kepada perawat bahwa perbedaan kasta ini harusnya tak lagi dilanggengkan. Semakin lama pandangan ini dipertahankan, maka semakin gawat untuk dunia kesehatan.

Apakah ini memang terjadi? Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah, mengakui memang ada sejumlah kebijakan yang menggambarkan perbedaan tersebut, mulai dari sisi prioritas hingga perhatian pemerintah. Tapi dalam praktiknya, ia menegaskan bahwa perawat dan dokter tetap mitra.

"Apalagi kalau UU Keperawatan dicabut dan tidak diakomodir pengembangan profesi perawat dalam RUU Kesehatan Omnibus Law, namun terima kasih dan apresiasi kepada Menkes yang telah memberi gambaran visi kesehatan yang memang seharusnya," ungkapnya seperti dilansir oleh Detikcom, Minggu 5 Februari 2023.

Lebih jauh, Harif mengakui bahwa memang sudah banyak dokter yang sudah memahami dan memperbaiki kekeliruan cara pandang ini. Ia berharap perspektif terkait perbedaan kasta ini bisa mulai dikikis secara perlahan di layanan kesehatan.

Diakui atau tidak, masalah membeda-bedakan satu sama lain memang sudah kerap dirasakan dalam pekerjaan sehari-hari. Melalui situs resmi PPNI pada 2019 lalu, Ns. Selvi Ermawati, S.Kep. menulis bahwa fenomena ini bahkan sudah dirasakan banyak perawat sejak masih jalani praktek.

"Sudah saatnya tataran pendidikan untuk menilik kembali lahan praktek mahasiswa. Apakah mahasiswa benar-benar melakukan tindakan keperawatan sesuai tugas dan kewenangannya, atau harus terpaksa menurut pada sistem dan aturan yang ada di lahan praktek," tulisnya.

"Jika masih saja ada mahasiswa praktek yang disuruh-suruh mengerjakan tugas yang bukan seharusnya, artinya kejadian itu menjadi cermin besar bagi kita. Tak terlepas pula rekan-rekan perawat di pelayanan, untuk tidak memanfaatkan mahasiswa praktek untuk melakukan tugas yang bukan seharusnya agar tidak menjadi pembenaran akan imej buruk oleh profesi lain terhadap kita," sambung Selvi.

Lebih jauh, Selvi turut menyebut bahwa semua pihak yang berada di lingkungan kerja sektor kesehatan harus sama-sama saling mendukung dan saling membantu. Singkatnya, semua punya makna penting bagi satu sama lain. Semuanya demi pasien.

"Termasuk hadirnya profesi lain seperti farmasis, bidan, pihak gizi, petugas laborat, pramu husada, petugas administrasi dan komponen lainnya termasuk cleaning service dan petugas keamanan. Semuanya bekerja saling menguatkan. Karena tidak ada kasta profesi untuk merawat pasien," pungkasnya.

Twitter