Hayo, siapa yang udah belajar tentang saraf simpatik dan parasimpatik? Kalau kamu sudah belajar tentang fungsi dan perannya, kali ini MinHer mau ngasih perbedaannya saat merespons kondisi tertentu. Yuk simak!
Penjelasan :
Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem, yaitu sistem saraf simpatik dan parasimpatik. Kedua subsistem ini berfungsi untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh secara tidak sadar, seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan keringat.
Saraf simpatik berperan dalam respons "fight or flight" yang terjadi dalam situasi stres atau bahaya. Aktivasi saraf simpatik meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan memperluas saluran udara, sehingga memberikan pasokan oksigen yang lebih banyak ke otot-otot. Saraf simpatik juga dapat menghambat sistem pencernaan dan memicu pelepasan glukosa dari hati untuk memberikan sumber energi bagi tubuh.
Saraf parasimpatik, di sisi lain, berperan dalam respons "rest and digest" yang terjadi saat tubuh rileks dan istirahat. Aktivasi saraf parasimpatik menurunkan detak jantung, tekanan darah, dan mengembalikan sistem pencernaan ke kondisi normal. Saraf parasimpatik juga dapat merangsang pelepasan enzim pencernaan dan merelaksasi otot-otot di usus.
Secara keseluruhan, saraf simpatik dan parasimpatik bekerja bersama-sama untuk menjaga keseimbangan dalam fungsi-fungsi tubuh. Keduanya bekerja melalui sistem yang berlawanan, tetapi saling melengkapi untuk memastikan keseimbangan yang baik dalam respons tubuh.