Memasang jarum infus bertujuan untuk mencukup cairan pada pasien dan memudahkan akses obat-obatan masuk ke tubuh. Pada pasien dewasa, perkaranya memang sedikit mudah. Tapi beda halnya jika menyangkut pasien bayi dan anak-anak.
Prosedur pemasangan jarum infus pada bayi dan anak-anak butuh keahlian khusus sang petugas kesehatan dan perawat. Alasannya, pembuluh darah mereka cukup kecil dan rentan cedera jika mengalami trauma. Singkatnya, ini adalah prosedur yang perlu kehati-hatian lantaran berkaitan dengan organ paling vital.
Selain itu, memasang infus pada anak-anak dan bayi adalah pekerjaan yang menguji mental perawat. Selain pasien juga rewel serta agak seram dengan bentuk jarum infus, pihak keluarga atau orang tua juga bisa jadi menolak dan over-protektif. Tak jarang, urusan ini berujung konfrontasi, sesuatu yang harusnya bisa dihindari.
Namun, ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan. Semuanya bertujuan untuk memudahkan pemasangannya, sekaligus tidak membuat kondisi pasien lebih menurun..
1. Tenangkan bayi, alihkan perhatian mereka. Bisa dengan dot, mainan, atau bahkan sambil bernyanyi. Bahkan kalau perlu, biarkan orang tua --jika mereka setuju-- untuk membantu kamu mengalihkan fokus.
2. Pasang infus pada tangan yang tidak dominan. Misalnya jika si bayi/anak banyak menggunakan tangan kanan untuk aktivitasnya, maka pasang jarum infus pada tangan kiri.
3. Antecubital (lekukan dangkal yang terletak di depan vena median yang muncul saat mencubit lengan) jadi lokasi bagus untuk memasang infus. Tapi papan immobilizer yang membantu infus tetap di titiknya mungkin diperlukan.
4. Pemasangan infus pada bayi yang baru lahir bisa pada kulit kepala dan vena di kaki. Ini agar mereka bisa lebih tenang.
5. Setelah penusukan, jangan masukkan jarum lebih dalam. Lebih baik masukkan kateter secara perlahan, yakni diputar perlahan dari arah kiri ke kanan. Ini demi menghindari risiko vena rusak. Hindari juga penggunaan tourniquet, sebab bisa meningkatkan risiko terjadi masalah. Tapi, bisa saja rumah sakit/klinik tempatmu bekerja punya prosedur berbeda terkait tourniquet.
6. Jika ada, pakai krim atau semprotan anestetik atau semprotan untuk anak-anak. Tentu ini untuk mengurangi rasa nyeri saat, suntikan, insisi/sayatan kecil di kulit, dan prosedur medis minor lainnya
7. Jika si anak berumur 4 tahun ke atas, jujur saja kalau ini akan terasa sakit tapi hanya sebentar. Biarkan mereka bertanya tentang fungsi dan tujuannya, termasuk berapa lama mereka akan dipasangi infus. Ini untuk menenangkan mereka.
8. Jika vena tak terlihat, minta pasien menjuntaikan lengan ke sisi tempat tidur. Ini akan meningkatkan aliran darah ke level ekstremitas sehingga vena akan lebih mudah dirasakan dan dilihat.
Jika kerap gagal memasukkan jarum infus, minimal dua kali percobaan, maka jangan memaksakan diri demi menghindari kesalahan fatal. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari rekan sejawat, sebab ini sangat berarti dalam situasi tersebut.
Sekali lagi, sulitnya mencari pembuluh darah pada bayi dan anak yang rata-rata ukurannya cukup kecil dan susah dilihat secara kasat mata lantaran lapisan lemaknya di tubuh mereka lebih tebal ketimbang orang dewasa. Tips-tips di atas menjadi tambahan referensi bagi petugas kesehatan, sembari tetap menjaga kesabaran dalam penanganan kegawatdaruratan situasi tersebut.
Menyuntikkan jarum infus memang memiliki beragam risiko. Mulai dari pembengkakan, perdarahan, nyeri pada bekas suntikan, dan infeksi. Tapi, perawat harus meyakinkan pasien dan keluarganya bahwa mereka tidak perlu merasa cemas.
Melakukan penyuntikan berkali kali untuk mendapatkan akses intravena tidak akan membahayakan tubuh anak. Seiring pengobatan yang diberikan, pembengkakan dan nyeri di titik bekas suntikan akan berangsur-angsur menghilang.
Jika perlu, teman sejawat bisa menyarankan orang tua untuk rutin melakukan konsultasi dengan petugas medis --terutama perawat-- serta dokter spesialis anak yang bertugas. Ini untuk memastikan mereka paham dengan proses dan tujuan prosedur penyuntikan infus.
Referensi :
Fauzi, Nugraha. 12 tips Sukses Pemasangan Infus Pada Bayi Dan Anak-anak Dengan teknik rolling ball. Nerslicious. (2020, January 5). Retrieved September 23, 2022, from https://www.nerslicious.com/tips-pemasangan-infus-bayi-dan-anak/
Here's what happens when your child needs a catheter or IV: Children's Hospital & Medical Center. (2022, June 29). Retrieved September 23, 2022, from https://www.childrensomaha.org/department/radiology/pediatric-radiology-patient-education/what-happens-when-child-needs-catheter-or-iv/