Kanker serviks masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Ini terbukti dari data Kementerian Kesehatan yang menyebut bahwa kankes serviks adalah penyebab kematian tertinggi nomor dua dan jadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar secara nasional.
Menurut data Globocan tahun lalu, ada lebih dari 36 ribu kasus kanker serviks yang dilaporkan dari seluruh Indonesia dengan angka kematian terus meningkat. Keturunan, lingkungan dan gaya hidup tak sehat jadi beberapa penyebabnya.
"Kanker telah membunuh lebih dari 200.000 orang di Indonesia, mayoritas karena belum mendapatkan perawatan yang memadai dan deteksi dini yang masih rendah," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers di situs resmi Kemenkes, Rabu (14/12/2022).
Risiko kematiannya memang tinggi, tapi Menkes Gunadi menegaskan bahwa kanker serviks bisa dicegah. Salah satunya yakni pemberian imunisasi human papillomavirus (HPV) utamanya pada anak-anak.
Pemberian imunisasi HPV sendiri sudah menjadi 1 dari 14 imunisasi dasar lengkap pada anak berdasarkan penerbitan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2024.
Selain HPV, ada dua penambahan imunisasi lainnya yakni vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) serta vaksin Rotavirus. Vaksin HPV sendiri pada tahun ini sudah diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi yakni DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali. Dan pada 2023, pemberian HPV sudah dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.
Seluruh program imunisasi, termasuk HPV, akan dibebaskan dari tanggungan biaya dalam kondisi dan persyaratan tertentu. Untuk tahap pertama imunisasi HPV akan menyasar 1,4 juta anak perempuan yang duduk di kelas 5 dan 6 SD. Sementara itu, perempuan dewasa juga akan menerima vaksin HPV, tapi di tahun 2023 akan berfokus pada anak-anak di bangku sekolah.
"Kita bisa mengeliminasi virus kanker ini, caranya dengan meningkatkan cakupan imunisasi HPV di setiap kota sehingga kita bisa mengurangi angka kematian dan pembiayaan akibat dari kanker," kata Menkes.
Alhasil, untuk meningkatkan cakupan ketersediaan vaksin HPV di seluruh Indonesia, Kemenkes dan menandatangani kerja sama produksi vaksin HPV dalam negeri dengan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. Menurut Menkes, ini menjadi bentuk kolaborasi antar pihak untuk mendukung transformasi kesehatan di Indonesia.
"Saya percaya bahwa dengan adanya potensi transfer teknologi baik keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dari MSD sebagai produsen global terkemuka untuk vaksin HPV akan bermanfaat bagi Bio Farma dan untuk kemandirian Sektor Kesehatan di Indonesia terutama dalam pengembangan vaksin," jelas Menkes.