Virus Nipah kembali menjadi sumber kekhawatiran di India, khususnya di Negara Bagian Kerala di mana dua kematian terjadi. Ini jadi keempat kalinya Kerala mengalami penyebaran virus yang mematikan ini sejak tahun 2018, dengan tingkat kematian mencapai 75 persen.
Pada Rabu pekan lalu (13/9/2023), sebanyak 706 penduduk, termasuk 153 di antaranya adalah petugas kesehatan, telah menjalani pengujian untuk menentukan apakah virus ini telah menyebar. Sedangkan otoritas kesehatan setempat pada 30 Agustus 2023 lalu sudah melaporkan dua kematian terkait Virus Nipah.
Seorang pria berusia 49 tahun yang bernama Mohammed Ali, tinggal di desa Maruthonkara, telah meninggal pada tanggal 30 Agustus. Kemudian, Mangalatt Haris (40 tahun) yang tinggal di Kota Ayanchery, meninggal dunia pada tanggal 11 September. Pada tanggal 13 September, hasil pengujian mengindikasikan bahwa keduanya meninggal akibat infeksi virus Nipah.
Menteri Utama Kerala, Pinarayi Vijayan, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa akan lebih banyak orang yang diuji, dan fasilitas isolasi akan segera disediakan. Ia juga meminta masyarakat untuk menghindari pertemuan publik selama 10 hari ke depan, terutama di distrik Kozhikode yang menjadi wilayah berstatus gawat.
Apa Itu Virus Nipah?
Virus Nipah adalah virus zoonosis yang dapat menyerang manusia dan hewan. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1999 di Malaysia dan Singapura. Virus Nipah dapat menyebabkan penyakit yang serius pada manusia, termasuk ensefalitis (radang otak) yang berpotensi fatal.
Cara penularan utama Virus Nipah adalah melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, terutama kelelawar buah yang menjadi reservoir alami virus ini. Selain itu, manusia juga bisa tertular dari hewan perantara seperti babi yang terinfeksi. Penularan dari manusia ke manusia juga mungkin terjadi melalui kontak langsung dengan sekresi tubuh yang terinfeksi, seperti air liur atau dahak.
Gejala Virus Nipah pada manusia termasuk demam tinggi, sakit kepala berat, kebingungan, gangguan kesadaran, koma, dan bahkan kematian. Saat ini, tidak ada vaksin khusus untuk mencegah Virus Nipah, dan pengobatan terbatas pada perawatan suportif dan simtomatik.
Karena potensi seriusnya penyakit ini, tindakan pencegahan yang ketat diterapkan ketika wabah Virus Nipah terjadi, termasuk pemusatan hewan yang terinfeksi, pengawasan ketat terhadap kontak manusia dengan hewan yang berpotensi membawa virus, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang risiko penularan dan gejala penyakit ini.