Kurangnya protein dalam tubuh bisa disebabkan oleh malabsorpsi. Ini adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mencerna dan menyerap protein secara efisien.
Malabsorpsi terjadi ketika tubuh kekurangan enzim pencernaan seperti pepsin atau kekurangan asam klorida (HCL) di lambung, yang penting dalam memecah protein. Salah satu penyebabnya bisa berasal dari usia atau kebiasaan makan yang buruk, seringkali mencakup pola makan yang banyak mengandung makanan olahan.
Susan Greeley, seorang ahli gizi terdaftar dan instruktur koki di Institute of Culinary Education, dalam laporan dari laman Well and Good, menyoroti 11 gejala kekurangan protein yang bisa menjadi indikasi bahwa tubuh butuh asupan protein lebih.
1. Penyembuhan Luka yang Lama
Luka yang memerlukan waktu lama untuk sembuh dapat disebabkan oleh defisiensi protein yang mengganggu pembentukan kolagen, menyebabkan kondisi luka yang semakin memburuk.
2. Daya Tahan Tubuh Lemah dan Sering Infeksi
Kekurangan asupan protein juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengakibatkan rentan terhadap infeksi. Ini terkait dengan peran asam amino dalam membentuk antibodi yang penting dalam respons imun.
3. Hilangnya Massa Otot
Hilangnya massa otot bisa terjadi karena berbagai faktor seperti usia, kekurangan nutrisi, gangguan makan, atau kondisi kesehatan tertentu, dan menjaga asupan protein penting, terutama seiring bertambahnya usia.
4. Kekuatan Tulang Melemah
Kekurangan protein dapat melemahkan tulang, meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada usia lanjut. Hal ini terkait dengan gangguan pembentukan dan perbaikan kolagen serta massa otot.
5. Rambut Rontok
Rambut rontok bisa menjadi dampak kekurangan protein yang juga terkait dengan kekurangan zat besi, yang seringkali terjadi akibat kurangnya asupan protein dari sumber makanan seperti daging dan kacang.
6. Kuku Rapuh dan Kulit Kering
Kondisi kuku yang rapuh dan kulit yang kering juga dapat terpengaruh oleh kekurangan protein yang serupa dengan kondisi rambut. Hal ini tak jarang dialami oleh orang tua maupun individu yang mengalami kekurangan protein yang parah.
7. Rasa Lapar Meningkat
Saat asupan protein tidak mencukupi, tubuh cenderung merasakan peningkatan rasa lapar, karena dorongan alami tubuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan.
8. Kelelahan dan Kelemahan
Ketika seseorang membatasi asupan protein dan kalori, tanda awal yang sering muncul adalah kelelahan dan kelemahan.
9. Perubahan Suasana Hati
Kesehatan mental juga bisa terpengaruh jika asupan protein kurang memadai. Ketika kurangnya protein, pasokan asam amino yang terbatas dapat mempengaruhi fungsi otak kita dengan mengurangi kemampuan tubuh dalam menciptakan neurotransmiter, yang berdampak pada perubahan suasana hati, menurut Greeley.
10. Pertumbuhan Anak-Anak yang Buruk
Asupan protein sangat penting bagi perkembangan yang optimal pada anak-anak. Fungsi struktural seperti pembentukan otot, kolagen, tulang, dan gigi serta fungsi protein lainnya dapat terganggu jika kekurangan protein terjadi pada anak-anak.
11. Kurang atau Sulit Tidur
Tingkat rendah protein dalam tubuh berhubungan dengan asam amino triptofan. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan asupan triptofan dapat meningkatkan kualitas tidur pada orang dewasa yang mengalami gangguan tidur, menurut Greeley.
Meski begitu, Susan menyarankan beberapa makanan untuk meningkatkan asupan sumber protein dalam tubuh. Seperti yoghurt, tempe, ikan salmon, dan daging dada ayam.
Perawat harus memperhatikan asupan protein mereka karena protein merupakan elemen vital dalam memperbaiki jaringan tubuh, menjaga sistem kekebalan tubuh, serta mendukung fungsi otot yang optimal.
Dengan memastikan asupan protein yang cukup, perawat dapat menjaga kesehatan tubuhnya sendiri, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memastikan bahwa mereka memiliki energi yang diperlukan untuk menjalani tugas perawatan yang sangat menuntut fisik prima.