Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memerintahkan agar semua badan di bawahnya siaga menyusul laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang meningkatnya kasus pneumonia tak teridentifikasi pada anak-anak di Tiongkok Utara. Laporan WHO yang diumumkan pada 22 November 2023 ini menyatakan adanya isyarat tentang kasus pneumonia yang belum terdiagnosis dalam ProMed.
Meskipun belum diketahui dengan pasti penyebab pasti dari penyakit pernapasan ini, ada peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae sekitar 40 persen menurut laporan epidemiologi. Mycoplasma merupakan salah satu penyebab infeksi pernapasan umum yang sebelumnya pernah ada sebelum COVID-19.
Sejak Mei 2023, kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak-anak yang mengalami Mycoplasma pneumoniae dilaporkan meningkat. Bulan Oktober 2023, angka kesakitan akibat respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga naik, meskipun saat ini telah mengalami penurunan.
Sebagai upaya antisipatif terhadap penyebaran pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit segera menerbitkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Dalam surat edaran tersebut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa tujuan dari surat edaran ini adalah untuk mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia. Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, serta Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di Indonesia.
Maxi juga menegaskan bahwa upaya ini bertujuan untuk mengawasi kasus dicurigai pneumonia, meningkatkan pengawasan di pelabuhan dan bandara, serta melaporkan temuan kasus melalui sistem respon kesehatan yang telah ditetapkan. Dirjen Maxi juga meminta pihak terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang bawaan, lingkungan, serta binatang pembawa penyakit di pelabuhan dan bandar udara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) juga digunakan untuk melaporkan kasus dan pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI. Akhirnya, Dirjen Maxi menekankan pentingnya promosi kesehatan sebagai bagian dari upaya edukasi masyarakat tentang penyakit pneumonia.