Hingga saat ini, stroke telah menjadi penyebab utama disabilitas dan merupakan penyebab kematian kedua terbesar di seluruh dunia setelah penyakit jantung, baik di negara maju maupun berkembang. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala dan tanda stroke agar bisa meningkatkan kualitas hidup mereka.
Menurut Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, di Indonesia, stroke merupakan penyebab utama kematian dengan persentase sebesar 19,42% dari total kematian berdasarkan IHME tahun 2019.
"Dan berdasarkan hasil Riskesdas prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7/1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9/1000 penduduk pada tahun 2018," katanya dalam webinar World Stroke Day : Pencegahan dan Tatalaksana Stroke Fase Akut yang diadakan oleh PERDOSNI pada Jumat pekan lalu (27/10/2023), seperti dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan.
Gejala stroke dapat dikenali dengan singkatan SeGeRa Ke RS, yang merujuk pada tanda-tanda seperti senyum yang tidak simetris, gerakan tiba-tiba melemah pada setengah bagian tubuh, bicara yang terganggu, mati rasa pada setengah tubuh, penglihatan yang kabur, dan sakit kepala hebat yang muncul secara tiba-tiba.
Sebanyak 90% kasus stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, diet yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Pencegahan dini faktor risiko stroke bisa dilakukan dengan pemeriksaan profil lipid, terutama oleh mereka yang memiliki diabetes mellitus dan hipertensi, yang termasuk dalam kelompok risiko tertinggi terjadinya stroke.
Selain itu, kesadaran individu untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan pribadi dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat juga dapat membantu mencegah faktor risiko stroke. Pencegahan melalui perubahan gaya hidup lebih sehat telah terbukti bermanfaat bagi banyak individu.
Dokter Mohammad Kurniawan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia juga menekankan pentingnya pencegahan faktor risiko gejala stroke. Langkah-langkah pencegahan meliputi pemeriksaan kesehatan rutin, berhenti merokok, berolahraga secara teratur, menjaga pola makan seimbang, tidur yang cukup, serta mengelola stres (CERDIK). CERDIK merupakan kampanye Kementerian Kesehatan yang mengedukasi masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan stroke.
Penting untuk mengenali gejala stroke dan segera mencari pertolongan medis jika gejala tersebut muncul, karena penanganan yang cepat dapat mencegah kerusakan otak dan dampak yang serius bahkan kematian.